Serang – Aktivis yang juga pemerhati Masyarakat Adat Baduy, Uday Suhada mengomentari pernyataan Gubernur Banten, Wahidin Halim yang mengaku bangga baju Adat Baduy dipakai Presiden Joko Widodo.
“Lucu,” kata Uday sambil menyertakan emoticon orang tertawa saat mengirimkan pesan WhatsApp kepada BantenHits.com, Selasa, 17 Agustus 2021.
Uday mempertanyakan sikap WH ketika masyarakat Adat Baduy menggelar Upacara Adat Seba, 21 Mei 2021 Mei lalu. Dalam momen yang dianggap sakral oleh Masyarakat Baduy, WH sebagai Gubernur Banten tak menyambut langsung rombongan Baduy.
“Kalau mengaku bangga, kenapa saat Upacara Adat Seba yang sakral bagi Masyarakat Adat Baduy tidak menyambut secara langsung kedatangan mereka?” tanya Uday heran.
“Kok diwakilkan? Padahal hanya butuh waktu 1 jam saja, sekali dalam setahun. Itu pun pasti di hari libur, yang tidak akan menggangu tugasnya,” sambungnya.
Diketahui saban tahun, Masyarakat Adat Baduy menggelar Upacara Seba. Dalam ritual itu, warga Baduy keluar dari lingkungan adat berjalan kaki menemui kepala daerah, yakni Bupati Lebak dan Gubernur Banten.
Mereka membawa serta hasil bumi mereka untuk diserahkan kepada para kepala daerah.
Pada 2020 dan 2021 ini, Upacara Adat Seba tidak melibatkan seluruh masyarakat Baduy karena sedang pandemi COVID-19. Mereka hanya mengirimkan perwakilan.
Seba pada 2021 digelar pada 21-25 Mei. Saat itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banten, Tabrani mewakili Gubernur Banten untuk menyambut kedatangan masyarakat Baduy.
Sebelumnya WH mengaku bangga baju adat Baduy dipakai oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam Sidang Istimewa DPR MPR RI, Senin, 16 Agustus 2021.
Hal itu diungkap Gubernur usai Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 Tingkat Provinsi Banten di Lapangan Setda Provinsi Banten, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kecamatan Curug, Kota Serang, Selasa 17 Agustus 2021.
“Ada satu sistem dan pola kehidupan masyarakat Baduy yang perlu kita contoh, salah satunya sistem ekonomi gotong royong. Sistem sosialnya memberikan suatu contoh tersendiri, di antaranya tradisi yang mengatur hubungan dengan masyarakat lain, sistem mengolah lahan, bagaimana mereka bisa survive sejak ratusan tahun lalu,” ungkap WH seperti dilansir dalam keterangan tertulis.
“Sebuah nilai yang tidak lekang oleh dinamika perkembangan jaman,” tambahnya.
Editor: Fariz Abdullah