Tangerang- Kontrak Hotel Yasmin sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 berstatus tanpa gejala dikabarkan berakhir pada 30 September 2021.
Di tengah menurunnya kasus Covid-19, belum ada informasi apakah pemerintah Kabupaten Tangerang akan kembali memperpanjang kontrak dengan Hotel Singgah Yasmin.
Penanggung jawab Hotel Singgah Yasmin dr. Achmad Muchlis saat dikonfirmasi membenarkan prihal berakhirnya kontrak hotel Yasmin sebagai tempat isolasi pasien Covid-19.
Namun, ia belum mengetahui apakah kontrak hotel bintang tiga itu sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 akan diperpanjang atau malah ditutup.
“Betul sampai tanggal 30 September (kontrak habis) cuma nantikan kita tunggu arahan pimpinan terkait dengan opsional diperpanjang atau nggak,” Kata dr. Muchlis kepada BantenHits, Selasa 31 Agustus 2021.
Menurutnya, mengenai perpanjangan kontrak tidak bisa diprediksi. Jika tren kasus Covid-19 terus menurun ada kemungkinan hotel singgah Yasmin akan ditutup. Namun, jika kembali terjadi lonjakan kasus kontraknya diperpanjang.
“Kita sempat mau tutup di bulan Juni karena Mei kasusnya sudah melandai, pasien tinggal 25 orang saat itu. Ternyata langsung melintir lagi jumlahnya. Khawatir nanti kita sudah tutup ternyata melonjak lagi kita susah lagi nyari tempat. Karena memang nggak bisa diprediksi,” Tuturnya.
Mengenai sistem kontraknya, ia menjelaskan, jika tanda tangan kontrak hotel singgah Yasmin dengan pemerintah Kabupaten Tangerang dilakukan pertiga bulan dengan opsional perpanjangan.
Penandatanganan kontrak, kata dia, didampingi oleh bidang perdata dan tata usaha negara (DATUN) dari Kejaksaan Negeri Kabupaten Tangerang.
“Kontraknya pertiga bulan. Untuk tanda tangan kontrak, materi kontrak isinya apa saja, kemudian apa yang dikerjasamakan, kita didampingi sama kejaksaan,” Jelasnya.
Namun, lanjut dia, pembayaran uang sewa kamar dan catering dilakukan satu bulan sekali dihitung dari jumlah pasien yang diisolasi. Jika pasiennya membludak jumlah yang dibayarkan bisa mencapai 1,5 sampai 2 miliar rupiah setiap bulannya.
“Kita pernah sampai 385 pasien, kita bayar lumayan tinggi pembayaran perbulan 1,5 sampai 2 miliar. Anggarannya dari BTT (belanja tidak terduga) dikelola oleh dinas kesehatan,” Tandasnya.
Editor: Fariz Abdullah