Pandeglang – Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Pandeglang sejauh ini sudah menyerahkan 48 anak yatim di Pandeglang yang orangtuanya meninggal akibat COVID-19 kepada Kementerian Sosial RI.
Dari data tersebut, Dinsos menemukan menemukan sejumlah anak yatim piatu yang ditinggal orang tuanya akibat COVID-19, di wilayah Carita hanya lulus Sekolah Dasar (SD) dan tidak melanjukan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
“Tadi di Carita ada tiga anak yatim yang ditinggal orang tuanya karena COVID-19 diberikan bantuan oleh Ibu Bupati. Mereka ditemukan hanya lusu SD tidak melanjutkan sekolahnya lagi,” ungkap Kepala Dinsos Pandeglang, Nuriah, Senin, 6 September 2021.
Bantuan yang diberikan kepada ketiga anak yatim tersebut kata Nuriah, berupa pangan dan bantuan uang tunai sebesar Rp 500 ribu. Terkait pendidikan anak yatim itu, pihaknya mengaku akan menanggulangi melalui sekolah paket B, C hingga perguruan tinggi.
Nuriah menambahkan, pemerintah tidak akan tinggal diam terhadap nasib para anak yatim yang orang tuanya meninggal karena COVID-19.
“Bahkan jika data anak yatim masuk ke DTKS, biaya perkuliahannya juga akan ditanggung pemerintah. Kan ada Kartu Indonesia Pintar (KIP),” ujar Nuriah.
Bupati Pandeglang, Irna Narulita meminta, anak -anak yang orang tuanya meninggal dunia karena COVID-19 tidak bersedih dan berkecil hati. Sebab hal itu menjadi bagian dari tanggungjawabnya sebagai kepala daerah dalam memperhatikan para anak yatim tersebut.
“Kalian semua anak ibu, walau orang tua kandung kalian meninggal. Ibu ingin kalian terus beraktivitas, maka apa yang ibu bisa bantu akan ibu lakukan,” ucap Irna di hadapan anak-anak yatim saat menyerahkan bantuan.
Jaminan Pemerintah
Menurut Nuriah, sekarang ini pihaknya masih menunggu data dari tiap kecamatan hasil pendataan terhadap para anak yatim piatu tersebut. Karena kata dia, usulan data itu terahir Senin, 6 September 2021.
“Sampai hari ini data anak yatim yang sudah masuk ke Dinsos dari pihak kecamatan di Pandeglang, baru sebanyak 48 orang. Kita masih nunggu dari pihak kecamatan untuk segera memasukan data itu,” katanya.
Selain bantuan dari pemerintah pusat bagi anak yatim akibat COVID-19 tersebut lanjut Nuriah, dari Kabupaten Pandeglang juga akan ada bantuan, namun hal itu disesuaikan dengan kemampuan keuangan Pemda.
“Pasti ada dari Pemda juga semampu kita, dan semaksimal mungkin dalam memperhatikan kondisi anak – anak yatim itu,” tuturnya.
Saat ditanya berapa bantuan yang akan diberikan pemerintah pusat. Nuriah mengaku, tergantung kebutuhan anak yatim tersebut. Jika anak yatim itu masih balita, maka disesuaikan dengan kebutuhannya dan jika anak SD maka semua kebutuhan sekolahnya akan dibantu.
“Tak hanya itu saja. Pemerintah juga akan memikirkan bagaimana sekolan anak kedepnya akan ditanggulangi pemerintah,” tukasnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana