Rumahnya Hanya Berjarak Tempuh Lima Menit dari Kantor Gubernur Banten, Warga Miskin Penderita Tumor Hanya Bisa Pasrah

Date:

IMG 20210928 WA0026
Relawan mendampingi Salamah, penderita kanker di perutnya untuk mendapatkan perawatan medis. Salamah sudah enam bulan terbaring pasrah. (BantenHits.com/ Mahyadi)

Serang – Salamah (32 ) warga kampung Andamui Tengah , Sukawana, Kecamatan Curug , Kota Serang, mengaku pasrah dengan penyakit tumor yang ia derita sejak 6 bulan terakhir.

Meski sudah setengah tahun menahan derita tumor di perutnya, namun getirnya penderitaan Salamah seolah tak sampai pada pemangku kebijakan. Padahal lokasi rumah Salamah hanya berjarak tempuh sekitar 5 menit dari kantor Gubernur Banten di KP3B, Jalan Syehk Nawawi al-Bantani, Kecamatan Curug, Kota Serang, Banten.

Rohim (39) sang suami Salamah mengaku hanya pasrah dengan kondisi istrinya lantaran kartu BPJS PBI sudah tak aktif dan tidak mempunyai biaya untuk berobat istrinya.

Jangankan untuk biaya berobat, upah hasil kerja sebagai buruh harian kadang tak mencukupi untuk makan keluarganya. 

Rohim mengungkapkan, awal mula munculnya penyakit, ketika sang istri dikuret di RSDP. Setelah itu istrinya tak merasa terjadi apa-apa, sehingga sang istri beraktivitas seperti biasa. 

“Dianggap sudah sembuh karena tak terasa apa apa namun 6 bulan terakhir timbul benjolan dalam perut dan dibawa ke RSUD Banten oleh kader desa kami.Namun pemeriksaan terhenti di tengah jalan karena harus adanya pemeriksaan lab diluar rumah sakit dan memakan biaya yang cukup lumayan besar,” kata Rohim di kediamannya, Selasa 28 September 2021.

Salamah, lanjut Rohim, sudah terbaring selama 6 bulan. Dan belum ada pihak pemerintah yang membantunya untuk pengobatan istrinya.

Saat ini, Salamah didampingi oleh relawan dan mahasiswa Untirta yang sedang menjalankan program pengabdian masyarakat dari kampusnya.

Fajar Pratama, salah seorang relawan menuturkan, Salamah didiagnosa menderita tumor Ovarium, setelah melakukan pemerikasaan di RSUD banten sebagai rumah sakit rujukan dari Puskesmas Curug.

“Beliau berobat menggunakan fasilitas SKTM karena Untuk BPJS PBI yang dibayar oleh APBD tidak aktif. Sebelumnya beliau pernah melakukan pengobatan di RSUDP Serang dan didampingi oleh kader dari Sebuah Organisasi,” ujar Fajar.

Pada Rabu 22 September lalu, lanjut Fajar, pihaknya membawa Salamah ke sebuah laboratorium untuk memeriksa penyakitnya.

“Ke lab (laboratorium,red) juga uangnya diberi dari teman yang peduli terhadap pasien tak mampu sebesar Rp600 ribu. Nanti pekan depan kita bisa ketahui, langkah apa yang mesti dilakukan pihak RSUD Banten terhadap Salamah,” katanya.

Apapun keputusan dokter, jika memang harus dirujuk ke Jakarta, tegas Fajar, relawan akan berusaha mendampingi salamah.

Dia juga berharap kartu BPJD bisa diaktifkan, supaya memudahkan proses pengobatan. 

“Dan jika ada dermawan yang mau membantu biaya untuk pengobatan,kami sangat terbuka. Karena segala kebutuhan obat perlu biaya. Apalagi tanpa BPJS, ada BPJS pun banyak obat yang harus dibeli sendiri,” tukasnya.

Editor: Darussalam Jagad Syahdana

Author

Cek Berita dan Artikel yang lain di:

Google News

Terpopuler

Share post:

spot_img

Berita Lainnya
Related