Pandeglang – Puluhan pelajar SMA Negeri 16 Pandeglang, Provinsi Banten, melakukan kampanye dan aksi selamatkan iklim global dengan menanam ratusan bibit pohon mangrove di Cilintang, Taman Nasional Ujung Kulon
“Perubahan iklim tidak terjadi begitu saja, melainkan ada beberapa faktor penyebab,” kata kepala sekolah SMA Negeri 16 Pandeglang, Dewi Asiah, Minggu 14 November 2021.
Kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan oleh dewan guru maupun peserta didik SMA Negeri 16 Pandeglang saja. Beberapa Staff Jagawana dan Komunitas Masyarakat Peduli Lingkungan Sekitar (Kompilasi) juga ikut melakukan penanaman.
“Namun karena pemanasan global ini sudah terjadi secara bertahap, yang dapat kita lakukan adalah menjaga agar proses pemanasan global tidak terjadi dalam waktu dekat,” jelas Dewi.
Menurut Dewi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menekan pemanasan global dan perubahan iklim, salah satunya adalah dengan menanam pohon, karena pohon dapat menghasilkan oksigen yang sangat bermanfaat bagi kebutuhan mahluk hidup.
“Hal yang dapat dilakukan adalah dengan menanam pohon untuk menghasilkan banyak oksigen,” ujarnya.
Dewan guru beserta para peserta didik berkomitmen, sebagai pelaksana program sekolah penggerak, proyek kampanye dan aksi selamatkan iklim global ini akan selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
“Harapannya dari pelaksaan projek ini, kami akan selalu menjadi bagian dalam menjaga bumi,” utupnya.
Diketahui SMA Negeri 16 pandeglang adalah sekolah pelaksana Program ‘Sekolah Penggerak’ yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (MenDIkBud) Nadiem Makarim.
Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.
Pada kesempatan kali ini SMA Negeri 16 Pandeglang melaksanakan projek penguatan profil pelajar pancasila dengan tema perubahan iklim global.
Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi literasi dan numerasi dan karakter, diawali dengan SDM kepala sekolah dan guru yang unggul.
Editor : Darussalam Jagad Syahdana
