Pandeglang – Harga ikan di sejumlah pasar yang ada di Kabupaten Pandeglang, Banten berpotensi mengalami kenaikan. Hal itu disebabkan karena rendahnya pasokan ikan dari nelayan.
Diketahui sejumlah nelayan di Kabupaten Pandeglang, menganggur karena tidak bisa melaut akibat cuaca buruk.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pandeglang, Ajiz Azhari mengungkapkan, saat ini para nelayan di wilayah Pandeglang tidak bisa melakukan aktivitas melaut.
Lantaran kata dia, cuaca di laut sedang tidak bersahabat, atau yang bisa disebut musim barat. Sehingga membuat pasokan ikam dari nelayan menurun.
“Sudah hampir 10 hari ini cuaca di laut sedang buruk, nelayan tidak bisa melaut. Kondisi seperti ini biasanya harga ikan dipasaran mengalami kenaikan,” ungkap Ajis kepada BantenHits.com melalui sambungan telepon, Minggu 28 November 2021.
Dikatakannya, di musim cuaca seperti ini ikan – ikan yang ada di pasaran dipasok dari daerah Jakarta. Lantaran pasokan ikan dari nelayan Pandeglang menurun.
“Biasanya musim seperti ini harga ikan relatif naik. Karena kebutuhan ikan dipasokan dari kota seperti Jakarta dan daerah lainnya,” katanya.
Diakuinya, memang sekarang ini siklus cuaca tahunan, namun biasanya memasuki bulan Februari atau Maret sudah mulai normal lagi.
“Ini cuaca musiman dalam setiap tahunnya. Namun mudah – mudahan cuaca segera normal lagi, supaya para nelayan bisa kembali melaut,” harapnya.
Terpisah, salah seorang pengelola Tempat Pelelangan Ikan (TPI) III Labuan, Yogis mengaku, akibat cuaca buruk ini para nelayan tidak bisa melaut, pasokan ikan pun menurun hingga 70 persen.
“Akibatnya harga ikan alami kenaikan, karena ikan yang ada dipasaran sekitar Labuan saja dipasoknya dari luar daerah,” ujarnya.
Selain itu kata dia, akibat cuaca buruk ini para nelayan di Labuan, banyak yang mencari pekerjaan atau melaut ke luar daerah, seperti ke Sumatra, Ternate dan daerah lainnya.
“Di kita cuaca sedang tidak bersahabat, sehingga nelayan banyak yang mencati pekerjaan melakukan penangkapan ikan ke luar daerah,” tandasnya.
Editor : Engkos Kosasih