Gara-gara Sampah TPSA Bagendung, PLN Terbitkan Instruksi untuk 52 PLTU di Indonesia, Begini Isinya

Date:

Proses Pencacahan Sampah Di TPSA Bagendung Yang Nantinya Bakal dijadikan Bahan Bakar Listrik. (Bantenhits/Iyus Lesmana)

Cilegon- Perusahaan Listrik Negara (PLN) menginstruksikan kepada 52 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Seluruh Indonesia untuk menjalankan program cofiring dengan menjadikan sampah jadi energi listrik. 

Bukan tanpa alasan, hal itu dilakukan untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan akibat pembakaran batubara untuk kepentingan pembangkit listrik.

Direktur Mega Proyek PT PLN, Wiluyo Kusdwiharto mengungkapkan program cofiring tersebut merupakan program pencampuran sampah dengan batu bara sebagai bahan bakar listrik.

Dimana, lanjut Wiluyo, saat ini pemerintah menargetkan zero carbon pada 2025 mendatang.

“PLN siap untuk melakukan program yang sama di 52 PLTU yang ada di selueh Indonesia. Jadi kami sudah melakukan sosialisasi,”kata Wiluyo, Rabu, 1 Desember 2021.

Sosialisasi dilakukan setelah PLN melalui PT Indonesia Power sedang menguji coba sampah di tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA ) yang terletak di kelurahan Bagendung, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon untuk dijadikan bahan campuran batu bara di PLTU Suralaya.

“Untuk program cofiring salah satu programnya itu memanfaatkan sampah untuk mengganti sebagian batu bara kita,”katanya.

“Dari sisi emisi sangat bagus karena disambungkan dengan emisi karbon karena pemerintah punya target zero carbon tahun 2025 dan program cofiring ini adalah salah satu cara untuk menurunkan karbon,”tambahnya.

Sementara Wali Kota Cilegon Helldy Agustian mengatakan, proyek percontohan cofiring sampah jadi energi listrik ini ditarget produksi massal sebelum September 2022. 

“Segera mungkin tahun depan kita akan realisasikan, intinya sebelum September 2022 harus terealisasi dan nanti mudah-mudahan bisa ter-publish secara internasional nanti di Bali,” ujarnya.

Editor: Fariz Abdullah

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related