Pandeglang – Warga Desa Keramat Manik, Kecamatan Angsana, Pandeglang mengeluhkan kondisi jembatan gantung di desa nya. Musababnya, kondisi jembatan sepanjang 28 meter tersebut sangat memprihatinkan.
Warga berharap, jembatan yang menjadi penunjang perekonomian dan akses puluhan siswa menuju sekolah, segera diperbaiki.
Pantau di lokasi, jembatan dengan lebar satu setengah meter dan panjang 28 meter itu hanya dilapisi potongan bambu dan kayu serta diikat menggunakan tali plastik.
Selain itu paku penguat pun sudah nampak terlihat, tali penyangga yang hampir putus, dan kayu serta bambu pun kerap kali terlepas dari ikatan saat warga melintas menggunakan kendaraan roda dua.
“Jembatan ini kondisinya sudah lama rusak, dulu alasnya pakai papan kayu, sekarang pakai bambu ini kita perbaiki secara swadaya,” kata warga sekitar, Wardi, Jumat 10 Desember 2021.
Jembatan yang berdiri diatas sungai Ciliman itu menghubungkan antar desa dan kecamatan, yakni Desa Keramat Manik Kecamatan Angsana, dan Desa Rancanini Kecamatan Sukaresmi.
Wardi menyebutkan, bahwa jembatan tersebut dibangun pada tahun 2013, kerusakan jembatan itu akibat lapuk dimakan usia, warga setempat yang mayoritas petani itu terpaksa melintas di jembatan yang sudah hampir amruk tersebut karena merupakan akses terdekat menuju jalan utama.
“Warga disini mayoritas petani, ini jembatan merupakan akses utama untuk perekonomian masyarakat, selain itu juga ada anak sekolah yang setiap hari melintas. Ada akses lain, cuma jauh sekitar 5 kilometer, kalau lewat sini sekitar 2 kilometer untuk ke jalan utama,” terangnya.
Warga berharap, pemerintah segera memperbaiki jembatan gantung itu, selain untuk menunjang perekonomian masyarakat, jembatan itu juga merupakan akses utama siswa bersekolah.
“Ya pokoknya saya berharap agar jembatan gantung ini segera diperbaiki,” harapnya.
Sementara itu, Kades Keramat Manik, Enung Nurjaya, membenarkan bahwa kondisi jembatan gantung yang berdiri diatas sungai ciliman tersebut sangat memprihatinkan.
Ia juga menyebutkan bahwa jembatan gantung itu merupakan penunjang perekonomian masyarakatnya, hal itu dikarenakan jika masyarakat tidak melintas jambatan ini membutuhkan perjalanan berjam-jam untuk sampai ke jalan utama.
“Jembatan itu akses terdekat, dan akses penunjang perekonomian masyarakat, selain itu juga ada anak sekolah yang sering lewat sini. Kalau tidak lewat sini, membutuhkan waktu sekitar 1 jam, kalau lewat sini hanya sekitar 10 menit saja dari kampung,” terangnya.
Ia mengaku sudah sering melakukan pengajuan kepada pihak terkait, namun sejak terkhir kali ia mengajukan agar jembatan itu diperbaiki pada tahun 2017 hingga saat ini jembatan yang sangat memprihatinkan belum terealisasikan. Ia meminta agar pemerintah segera memperbaiki jembatan gantung yang ada di wilayahnya.
“Sudah dua kali saya mengajukan soal jembatan ini ke PUPR, namun belum terealisasikan saja. Saya minta agar pemerintah segera memperbaiki jembatan ini, karena jembatan ini sangat penting untuk masyarakat,” tandasnya.
Editor : Darussalam Jagad Syahdana