Pandeglang – Aliansi Masyarakat Sipil Pandeglang (AMSIP) melakukan aksi demontrasi di perairan laut sekitaran PLTU 2 Labuan, Kamis 6 Januari 2022.
Dalam aksinya mereka membentangkan spanduk yang bertuliskan “Kembalikan Kondisi Laut Kami” kemudian para pendemo melakukan orasi di atas perahu nelayan.
Mereka menuntut, pihak PLTU 2 Labuan, bertanggungjawab atas terjadinya sedimentasi Muara Cibama yang menjadikan daratan timbul hingga belasan hektar.
Dampak dari sedimentasi ini, permukiman masyarakat di sebagian wilayah pennyangga PLTU 2 Labuan kerap terkena dampak banjir.
Tak hanya itu, para pendemo juga menuntut pihak PLTU 2 Labuan, bertanggungjawab atas arus abrasi di pantai Popole yang kini kian parah, yang diduga disebabkan oleh perusahaan pembangkit listrik tersebut.
“Segera lakukan pengerukan terhadap Muara Cibama, segera lakukan reboisasi di zona abrasi, kembalikan laut kami,” teriak salah seorang pendemo, Agus dalam orasinya.
Dijelaskannya, keberadaan PLTU 2 Labuan dari tahun ke tahun menimbulkan dampak negatif dimulai dari perubahan suhu air laut, terpotongnya arus laut oleh bangunan jetty yang menjorok ke laut, sehingga menyebabkan arus abrasi pantai, dan daratan timbul.
Namun, hal itu seolah tidak ada penanganan dan soslusi dari pihak PLTU 2 Labuan. Karena kondisi alam laut yang saat ini terjadi, seperti abrasi pantai Pulau Popole dan daratan timbul kian parah.
“Dari perubahan kondisi alam itu lah dampak buruknya cukup dirasa oleh masyarakat, khususnya di sebagian wilayah penyangga. Seperti banjir dan sebagainya,” katanya.
Orator lainnya, Tatang Suharja menuturkan, bangunan jetty atau kanal PLTU Banten 2 Labuan, mmenjadikan perubahan arus gelombang laut. Akibatnya, meningginya permukaan air laut karena arus ombak yang terpotong oleh bangunan Jetty tersebut.
Sehingga, menyebabkan salah satu pulau di daerah tersebut yang bernama Pulau Popole terus memngalai abrasi. Kemudian karang bama dan karang panjang habitat berbagai macam ikan laut disempadan pantai berdirinya PLTU Banten 2 Labuan tertutup lumpur.
“Hal ini berdampak kepada kehidupan nelayan yang kehidupannya bergantung pada ikan yang hidup di laut. Akibat kondisi alam laut yang kini tidak lagi bagus, pengasilan nelayan dari penangkapan ikan terus mengalami penurunan,” ujarnya.
Ia mendekas, PLTU 2 Labuan bertanggungjawab atas kondisi alam laut sekitaran PLTU yang diduga disebabkan oleh perusahaan pembangkit listrik itu.
“Rehabilitasi spadan pantai, reboisasi zona abrasi. Karena maayarakat banyak yang dirugikan,” tandasnya.
Editor : Engkos Kosasih