Pandeglang – Kepanikan melanda penduduk di pesisir pantai Kabupaten Pandeglang, Banten, saat gempa 6,6 magnitudo yang berpusat di Kecamatan Sumur mengguncang pada Jumat 14 Januari 2022 kemarin.
Minimnya pelatihan menghadapi gempa dan tsunami membuat warga di Kecamatan Sumur hanya memiliki satu pilihan. Yakni kabur atau keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri masing-masing.
Sebagian besar penduduk yang tinggal di pesisir pantai itu mengungsi ke dataran tinggi, karena khawatir terjadi tsunami. Ditambah, akses internet terputus pasca diguncang gempa sehingga sebaran informasi soal gempa tak merata.
“Pasca gempa kemarin itu mati lampu, sementara di sini (Desa Ujungjaya) kalau mati lampu jaringan internet terputus sehingga kami kesulitan mendapat informasi dan berkomunikasi,” kata Anisa Sri Rahayu, Senin 17 Januari 2022.
Warga Desa Ujungjaya, Kecamatan Sumur itu juga mengeluhkan fasilitas yang minim di titik evakuasi. Karena saat warga mengungsi ke dataran tinggi atau lokasi titik evakuasi tidak ada penerangan.
“Kita kan mengungsi ya mengikuti jalur evakuasi yang dibuat oleh pemerintah karea takut ada apa-apa. Tapinya di sana gelap, sampai ada warga yang bertabrakan juga saking gelapnya,” tandasnya.
Semetara warga lainnya, Goyo Fahmi Sohib berharap pemerintah memasang InaTews Buoy atau teknologi pendeteksi tsunami dan gempa di perairan Ujung Kulon untuk mendeteksi dini gempa dan tsunami.
“Saya mah cuma berharap pemerintah memasang alat pendeteki tsunami di sini, karena kami yang tinggal di pesisir pantai takut,” pungkasnya.
Editor : Darussalam Jagad Syahdana