Audiensi Dampak PLTU 2 Labuan Berlangsung Alot, Mahasiswa Gebrak Meja Lalu Tinggalkan Ruangan

Date:

Mahasiswa dan Warga saat melakukan audiensi dengan pihak PLTU 2 Labuan terkait kerusakan lingkungan. (BantenHits.com/Samsul Fatoni)

Pandeglang – Aktivis mahasiswa dan masyarakat di Desa Margagiri, Kecamatan Pagelaran, Pandeglang kembali mendesak pihak PLTU 2 Labuan untuk segera menangani masalah lingkungan yang saat ini mengalami kerusakan.

Beberapa tuntutan penanganan lingkungan yang disampaikan para mahaisswa dan masyarakat tersebut, diantaranya penanganan sedimentasi Muara Cibama, karena telah mengalami pendangakalan sehingga terjadi daratan timbul seluar kurang lebih 12 hektar.

Selain itu penanggulangan abrasi pantai di Pulau Popole dan penangana kerusakan terumbu karang di perairan laut sekitaran pulau tersebut. Serta memperhatikan masyarakat yang terdampak dari aktivitas perusahaan.

Pantauan BantenHits.com tuntuntan masyarakat dan mahasiswa kali ini dilakukan melalui audiensi di ruang utama PLTU 2 Labuan, Pandeglang, Kamis, 3 Februari 2022.

Pada kesempatan itu, tidak hanya aktivis Mahaisswa dan warga saja yang beradu argumen dengan pihak PLTU 2 Labuan, kaitan dengan maslaah sedimentasi muara Cibama dan abrasi pantai Pulau Popole.

Akan tetapi, hadir pula sejumlah pejabat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Banten, pejabat dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pandeglang, serta pejabat dari bagian kehumasan Indonesia Power (IP) PLTU 2 Labuan.

Suasana audiensi pun sempat alot, dan gebrakan meja pun terjadi lantaran pihak Mahasiswa menilai tidak ada kejelasan dari pihak PLTU 2 Labuan dalam menyikapi persoalan tersebut, sehingga terkesan saling lempar tanggungjawab antara PLTU 2 Labuan dan DPUPR Banten.

“Ini tidak ada titik temu, sudah beberapa jam kita duduk dan membahas masalah ini. Padahal sejak dari tahun 2021 lalu kami mendorong supaya masalah sedimentasi dan abrasi ditangani oleh pihak PLTU 2 Labuan,” ungkap Agus dari aktivis Amsip, sembari meninggalkan ruangan audiensi.

Agus pun mendesak, pengerukan tanah timbul yang disebabkan sedimentasi muara Cibama dan penanganan abrasi Pulau Popole adalah harta mati. Karena dampaka yang dirasakan masyarakat terhadan perubahan alam akibat perusahaan pembangkit listrik itu cukup dirasa oleh masyarakat.

“Normalisasi atau pengerukan muara Cibama harga mati. Kami minta ini segera ada solusi dari pihak PLTU 2 Labuan,” tegas Agus.

Sementara bagian Humas IP PLTU 2 Labuan, Donny mengatakan, dari kesimpulan audiensi tersebut pihaknya pun akan kembali membahas dan melakukan kajian lagi terkait persoalan tersebut dengan beberapa pihak.

“Kita akan kembali.membahas dan melakukan kajian, baik dengan DPRUP Banten serta pihak terkait lainnya,” imbuhnya.

Adapun rencana penanganan Muara Cibama tersebut, langkah yang akan dilakukan adalah sodetan. Namun, kepastiannya kapan akam dilaksanakan ia pun mengaku akan dibahas terlebih dahulu.

“Akan ada beberapa pihak yang nanti akan kita undamg lagi dalam mrmmbahas masalah ini. Kita pengen nya sih secepatnya,” ucapnya.

Editor : Engkos Kosasih

Author

  • Samsul Fatoni

    Samsul Fatoni memulai karier jurnalistik di sejumlah media massa mainstream di Banten. Pria yang dikenal aktivis semasa kuliah ini memutuskan bergabung BantenHits.com karena ingin mendapatkan tantangan dalam berkarya.

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Pangling! Begini Penampakan Kawasan Jalan Kali Sipon setelah Hari ke Empat Penertiban

Berita Tangerang - Penertiban yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot)...

Kejuaraan Nasional Gateball 2024 Digelar di Alun-alun Ahmad Yani Kota Tangerang 26-28 April 2024

Berita Tangerang - Bagi Anda pecinta olahraga, jangan sampai...

Kapolri Ungkap Peran Besar Muhammadiyah bagi Bangsa

Berita Jakarta - Muhammadiyah senantiasa selalu mengingatkan seluruh elemen...