Pandeglang – Ratusan masyarakat Desa Tegalpapak, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, melakukan aksi demonstrasi di depan kantor Kecamatan Pagelaran, Senin 14 Februari 2022.
Aksi tersebut sebagai bentuk keresahan warga terhadap rencana pembangunan pabrik gula yang akan didirikan di wilayah Desa Tegalpapak tersebut.
Salah seorang warga Tegalpapak, Itris sejauh ini pihak perusahaan belum pernah melakukan sosialisasi kaitan dengan dimulainya pelaksanaan pembangunan pabrik gula.
“Kami bukan menolak dibangunnya pabrik gula di wilayah kami. Tapi mestinya pihak perusahaan melakukan sosialisasi terlebih dahulu ketika proses pembangunan akan dimulai,” ungkap Itris.
Itris menjelaskan, pada tahun 2012 pernah ada sosialisasi dari perusahaan kepada masyarakat bahwa akan ada rencana pembangunan pabrik. Akan tetapi, setelah itu tidak ada tanda-tanda akan ada pembangunan. Namun, saat ini pihak perusahaan sudah melakukan pengolahan lahan.
“Maka dari itu, kami bersama masyarakat Tegalpapak, meminta kepada pihak Kecamatan untuk menyetop proses pembangunan terlebih dahulu, sebelum pihak perusahaan melakukan sosialisasi kepada warga,” katanya.
Ia dan warga lainnya pun menanyakan, dampak positif bagi masyarakat Tegalpapak dan sekitarnya ketika pabrik gula itu didirikan. Selain itu, apakah pihak perusahaan bisa memberdayakan masyarakat sekitar dengan melibatkan tenaga kerja lokal.
“Maka, kami ingin ada komitmen dari pihak perusahaan ketika pabrik gula itu dibangun. Untuk itu, sosialisasikan terlebih dahulu jangan langsung melakukan proses pembangunan,” tegasnya.
Setelah melakukan demonstrasi, warga juga langsung melakukan musyawarah di kantor Desa Tegalpapak, di situ juga hadir pihak perusahaan yang akan melakukan pembangunan.
“Kalau tidka salah yang akan membangun pabrik gula itu PT Aman Agrindo. Namun dari hasil musyawarah tadi belum ada titik temu, dan rencana malam ini juga akan dilakukan musyawarah lagi,” ujarnya.
Sementara Kepala Desa Tegalpapak, Lia tak merespon upaya konfirmasi BantenHits.com terkait rencana pembangunan tersebut.
Editor : Engkos Kosasih