Pandeglang – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Fraksi Partai Demokrat, Rizki Natakusumah menyampaikan, saat ini perkembangan teknologi di Indonesia sudah semakin pesat.
Dengan kian pesatnya teknologi, menurutnya, menjadikan masing-masing individu memiliki identitas lain dalam kehidupan dunia maya.
“Maka, literasi digital merupakan tuntutan jaman now. Karena 10 atau 20 tahun kedepan banyak yang digantikan oleh robot. Maka dari itu kita harus memiliki digital skills dari sejak dini,” ungkap Rizki Aulia Rahman Natakusuma, saat menggelar webinar, Kamis 14 April 2022.
Loyalis Agus Harimurti Yudhoyono itu kembali menegaskan, ditengah pesatnya kecanggihan teknologi tentu perlu adanya keahlian yang dimiliki oleh generasi penerus bangsa. Namun, ia berharap cikal bakal penerus bangsa tidak melupakan budaya kearifan lokal.
“Meski saat ini teknologi kian pesat. Bagaimana kedepan agar anak-anak di Kabupaten Pandeglang bisa lebih maju lagi. Tapi, tidak melupakan kearifan lokal,” tegasnya.
Putra dari Bupati Pandeglang itu juga menyampaikan, pada 10 hingga 20 tahun ke depan, beberapa pekerjaan yang kerap membutuhkan tenaga manusia bakal tergantikan oleh robot.
“Nanti banyak sekali pekerjaan yan bakal digantikan oleh robot. Maka digital skill harus bisa di miliki,” katanya.
Akan tetapi politisi Demokrat tersebut mengaku, sebelum anak-anak didik ditekankan untuk bisa menguasai digitalisasi. Tentu, diperlukan pembekalan terlebih dahulu bagi tenaga pengajar yang ada di Kabupaten Pandeglang.
“Guru-guru di Kabupaten Pandeglang masih banyak dari penguasaan digital nya harus di tingkatkan dan kesejahteraan nya. Karena, kalau guru tidak bisa bagaimana mau mengajarkan kepada anak didiknya,” ujarnya.
Sementara, Sekretaris Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dikpora) Pandeglang, Sutoto mengatakan, di tengah pesatnya digitalisasi tentu memberikan dua dampak terhadap berlangsung anak.
“Media sosial dalam era digitalisasi tidak bisa dihentikan. Karena, pasti ada dua aspek yang bakal terjadi entah dari sisi positif dan negatif. Kalau positif bisa dipergunakan untuk menambah nilai pengetahuan untuk pembelajaran,” ujarnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana