Tangerang – Kelompok Hamberang asal Kabupaten Lebak, Provinsi Banten ini, benar-benar sudah malang melintang di Kota Tangerang.
Tercatat 32 lokasi kejahatannya sudah tersebar di antaranya 13 lokasi di wilayah hukum Polsek Neglasari. Beberapa lokasi lainnya antara lain di Polsek Batu Ceper, Polsek Tangerang, Polrestro Tangerang Kota, Polres Lebak, dan di beberapa lokasi wilayah hukum Polres Bogor.
Kelompok Hamberang ini akhirnya menyerah setelah Polsek Neglasari berhasil menangkap sembilan anggotanya. Sementara tiga lainnya tengah diburu dan ditetapkan DPO. Dari kelompok ini, petugas menyita 17 unit motor hasil curian.
Menurut Kapolsek Neglasari Kompol Putra Pratama, Anggota Kelompok Hamberang ini berasal dari Kampung Hamberang, Kabupaten Lebak, Banten.
“Sementara ada sembilan orang tersangka yang kami tangkap, semuanya berasal dari Kampung Hamberang, Lebak, Banten. Mereka memiliki peran masing-masing yang terorganisir dan saling mendukung. Kami masih belum berhasil menangkap tiga pelaku lainnya yang memiliki peran penting sebagai pemetik motor,” kata Putra dalam keterangannya, Selasa, 26 April 2022 seperti dikutip BantenHits.com dari detik.com.
Putra mengakui, banyaknya peristiwa curanmor di wilayahnya merupakan bentuk kegagalan jajarannya dalam upaya pencegahan terjadinya kejahatan.
“Sebagai cambuk bagi kami, jajaran Polsek Neglasari untuk meningkatkan upaya preemtif dan preventif dalam rangka meniadakan segala bentuk gangguan keamanan, menjaga keselamatan harta benda masyarakat kami Kecamatan Neglasari,” tuturnya.
Putra menyebut sembilan orang tersangka komplotan asal Hamberang terdiri atas Bahtiar Rifai alias Eos (kapten sekaligus pemetik), Aditira alias Panjul (pemetik), Wahyudi alias Yudi (joki), Saepul Imanul Hakim alias Upang (joki), Tesha Agung Setiya Budi alias Conge (joki), Egi Muhamad Yani alias Yani (joki), Yaya Sunarya alias Yayah (penadah), Joni Mahendra alias Jhon (penadah), dan Ana Saputra alias Pokek (penadah).
Sementara itu, dari komplotan ini juga ada yang masih DPO bernama Sapri alias Amang domisili di Jasinga, Bogor. DPO ini berperan sebagai pemetik yang saat beraksi menggunakan jaket ojol, Devi alias Depidep (pemetik), dan Misbah alias Mis (pemetik).
Licin dan Terorganisir
Selain komplotan asal Hamberang, Polsek Neglasari menangkap pelaku curanmor kelompok lokal asal Neglasari dan sekitarnya.
Barang bukti yang disita berupa dua unit sepeda motor, dengan total lima orang tersangka, yakni Muhamad Riski alias Bocil asal Neglasari Kota Tangerang (joki), Dinny Hermawan alias Doyok asal Kosambi, Kabupaten Tangerang (pemetik), Niko alias Kocin asal Kosambi (penadah), Anto alias Menyon asal Kosambi Tangerang (perantara jual), dan Asanudin Paku Haji Tangerang (penadah).
“Dari dua komplotan yang ditangkap, komplotan Hamberang tergolong lebih licin dan profesional, mereka sekali jalan minimal langsung delapan orang menggunakan empat motor yang dilengkapi plat kendaraan palsu,” ungkapnya.
Saat tiba di daerah target, lanjut Putra, mereka langsung menyebar ke empat lokasi berbeda untuk melakukan aksi pencurian. Hitungan detik motor korban berhasil dicuri dan langsung dibawa kabur menuju selatan Banten untuk dijual kepada penadah.
Aktivitas masyarakat di Bulan Ramadan diganggu oleh kelompok pencuri terorganisir ini. Puluhan motor hasil curian banyak mereka jual ke daerah Citorek, Kabupaten Lebak dan di daerah selatan Banten.
“Kondisi geografis di Citorek, Kabupaten Lebak, dan di daerah selatan Banten menyulitkan kami personel Polsek untuk mencari dan membawa balik motor korban yang sudah dicuri oleh komplotan penjahat ini. Begitu kami tiba di sana sudah banyak penadah yang berhasil melarikan diri dan membawa kabur motor-motor curiannya,” ungkapnya.
Polsek Neglasari mengeluarkan list data dari 19 motor yang sudah berhasil disita dari jenis motor, warna, tahun, pelat asli, dan nama pemiliknya. Selanjutnya, Putra mengaku menghubungi para pemilik motor tersebut.
“Kami sudah mendata 19 motor yang berhasil kami sita, dari nomor rangka dan nomor mesin kendaraan, kami Polsek Neglasari sudah mendapatkan identitas pemilik motor dan kami sudah menghubungi langsung korban, baik melalui handphone ataupun melalui surat,” ujarnya.
Putra mengimbau warga yang pernah menjadi korban curanmor tidak perlu datang ke Polsek Neglasari untuk mengecek apakah motornya sudah berhasil ditemukan atau belum. Sebab, pihaknya akan menghubungi para korban.
“Kami yang menghubungi para korban berdasarkan data kendaraan dan data laporan polisi yang sudah kami miliki sehingga para warga yang pernah menjadi korban Curanmor tidak perlu repot-repot datang ke Polsek Neglasari untuk mengecek motornya atau bukan yang sudah disita polisi. Yang tidak kami hubungi berarti memang belum berhasil ditemukan, kami masih berusaha maksimal,” katanya.
Editor: Fariz Abdullah