Pandeglang – Proyek Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) Ujung Kulon yang menelan anggaran puluhan miliar, menuai kritikan dari aktivis Pergerakan Pemuda Peduli Pandeglang (P4).
Aktivis P4 menuding, proses pengerjaan pembangunan dengan menggunakan alat berat tidak ramah lingkungan. Selain itu juga, P4 menduga proses proyek JRSCA Ujung Kulon tersebut pemenang lelangnya dikondisikan oleh oknum pihak Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK).
Adanya dugaan itu telah membuat geram aktivis di Kabupaten Pandeglang, hingga bakal melakukan aksi demo kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 1 Juni 2022 mendatang.
“Ada 24 perusahaan yang mengerjakan proyek JRSCA Ujung Kulon. Kami menduga tender proyek JRSCA banyak kecurangan, maka hal ini jangan dibiarkan tapi harus bongkar tuntas,” ungkap Arif, Senin 23 Mei 2022.
Maka dari itulah dia menyatakan sikap bakal melaporkan tindakan oknum tersebut langsung ke KPK. Bahkan ditegaskannya, ia bakal membawa warga untuk melakukan aksi unjuk rasa menyetop proyek yang tak ramah lingkungan itu ke kantor KLHK.
Lantaran menurutnya, proyek perambahan hutan itu bakal berdampak buruk pada badak cuka satu sebagai hewan dilindungi di TNUK. Dipastikannya, tak sedikit hewan bakal terganggu dan bakal kesulitan mendapatkan makanan karena hutannya dirusak.
“Proyek JRSCA itu dikerjakannya tak ramah lingkungan karena menggunakan alat berat yang bukan tradisional. Maka kami bakal laporkan ke KPK dan mendemo KLHK pada momentum hari lahir Pancasila nanti (1 Juni 2022),” katanya.
Dalam menyikapi persoalan tersebut, ia juga bakal menggandeng Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) untuk menuntaskan kasus ini dan melaporkannya ke KPK.
“Kami juga akan koordinasikan persoalan ini ke ICW dan MAKI, supaya bisa bersama-sama mengawalnya ke KPK,” tegasnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana