Pandeglang – Program pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) tahun anggaran 2021 di Desa Nanggala, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang terbengkalai. Pasalnya, hingga akhir Mei 2022 ini program JUT tersebut belum juga selesai dibangun.
Padahal proyek JUT yang menelan anggaran ratusan juta tersebut, merupakan program tahun 2021 dari Pemerintah Daerah Pandeglang melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pandeglang yang harusnya selesai tahun itu juga.
Akan tetapi, hingga Mei 2022 ini program JUT tersebut belum juga selesai dibangun oleh pihak kelompok tani yang mendapatkan program tersebut.
Dilihat dari papan informasi pembangunan yang terpampang di lokasi, program pembangunan tersebut dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pandeglang.
Nama kelompok Mekar Jaya dengan jenis kegiatan perkerasan jalan yang berlokasi di Desa Nanggala, volume pekerjaan 2×1000 meter.
Besaran anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 190 juta yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2021.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun BantenHits.com bahwa bahwa program JUT tersebut belum ada proses pengerjaan. Di lokasi, baru sebatas ada tumpukan batu yang diperuntukan pembangunan jalan tersebut.
Bahkan, tak hanya di Desa Nanggala saja, program JUT di Desa yang lain juga di Kecamatan Cikeusik, masih ada yang belum rampung.
Dodi, salah seorang warga yang aktif menyikapi kebijakan pemerintah asal Desa Nanggala, Kecamatan Cikeusik menyebut, bahwa pembangunan perkerasan jalan pada program JUT sampai saat ini terbengkalai.
Padahal kata dia, jika dilihat dari papan informasi pembangunan program dari Dinas Pertanian tersebut tahun anggaran 2021. Tapi sampai saat ini sudah pertengahan tahun 2022 belum juga diselesaikan.
“Aneh, program pembangunan 2021 sampai sekarang belum juga diselesaikan. Lalu anggaran pembangunannya dikemanakan,” ungkapnya.
Padahal kata Dodi, masyarakat sangat membutuhkan pembangunan tersebut, untuk kelancaran aktivitas pertanian di desanya. Akan tetapi, program JUT yang didanai pemerintah tak kunjung diselesaikan.
“Di lapangan hanya ada tumpukan – tumpukan batu saja. Sejak dari dulu sampai sekarang belum juga bangunkan,” katanya.
Dihubungi melalui telepon selulernya, Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Cikeusik, Oji mengaku, bahwa sesuai dengan informasi yang diterima proses pembangunan JUT di Desa Nanggala, Kecamatan Cikeusik tersebut terkendala oleh cuaca.
Lantaran kata dia, cuaca di wilayah tersebut kerap hujan, sehingga proses pembangunan JUT terhambat.
“Terkendala cuaca, sehingga membuat proses pembangunan lambat,” kilah Oji melalui telepon, Kamis 26 Mei 2022.
Saat ditegaskan lagi apakah sejak 2021 sampai sekarang cuaca di wilayah Cikeusik selalu turun hujan. Ia kembali berdalih, jika kontur tanah di Cikeusik campur pasir, sehingga proses pembangunan JUT harus menunggu cuaca kemarau dulu.
“Proses pelaksanaan pembangunannya nunggu cuaca bersahabat dulu. Dan itu bukan tidak dikerjakan, hanya saja belum selesai proses pengerjaanya,” kilahnya lagi.
Saat ditanya lagi apakah anggaran untuk pembangunan JUT tersebut sudah diserap semua oleh kelompok. Oji mengaku sudah.
“Anggaran sudah terserap semua,” tandasnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana