“Mau Niru Gaya Jokowi tapi Minim Prestasi, Nilainya 6,5 Bukan Excellent Apalagi Cumlaude; Apa Pemimpin Indonesia Mau Seperti Itu?”

Date:

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo seusai rapat penanganan banjir rob di kantornya. (Foto: Kompas.com)

Jakarta – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo disebut tengah meniru gaya Presiden Indonesia Joko Widodo, namun kondisi Ganjar minim prestasi.

Bahkan, Jawa Tengah saat ini disebut masuk menjadi salah satu wilayah termiskin. Jika diberi penilaian, Ganjar hanya dapat nilai 6,5 yang hanya memenuhi syarat lulus. Bukan seorang excellent atau cumlaude.

Rentetan pernyataan itu disampaikan elit PDIP, Trimedya Panjaitan. Dia menyebut dirinya tak pernah ada hubungan buruk dengan Ganjar. Semua yang dia sampaikan sebagai bentuk pergumulan dirinya atas sosok yang tengah digadang-gadang jadi calon presiden itu.

“Gua tidak ada yang menyuruh, apakah Mbak Puan atau siapa, gitu. Gua tidak punya hubungan jelek dengan Pak Ganjar. Dia pasca itu masih ngucapin selamat sama gua dan gua balas foto Mbak Puan jempol begitu, dia balas foto Puan juga,” ucap Trimedya seperti dikutip BantenHits.com dari detik.com.

“Kalau gua cuma satu aja. Ini dari pergumulan gua aja, Indonesia ini harus dipimpin yang tahu rekam jejaknya. Pak Ganjar ini tidak pernah diini rekam jejaknya. Motif gua itu aja menyampaikan. Coba beri tahu sama gua apa sih prestasi dia. Jawa Tengah 8 tahun dia jadi gubernur, jadi maju?” lanjut Trimedya.

Trimedya lalu berbicara soal Ganjar yang seolah-olah mau mengikuti gaya Jokowi. Dia menyebut Ganjar mencoba meniru tapi tanpa adanya prestasi.

“Kalau Jokowi, dia mau mengambil gayanya Jokowi. Jokowi kan jelas. Gimana dia membawa pasar. Jadi seolah-olah dia berprestasi. (Jokowi) jadi gubernur juga di DKI walaupun 1 sampai 2 tahun, berprestasi. Nah dia apa prestasinya coba. Malah Jawa Tengah termasuk salah satu provinsi termiskin. Nah opo meneh,” ujarnya.

Wakil Ketua MKD DPR ini juga mengungkap kegundahan masyarakat Jateng terhadap Ganjar, khususnya atlet KONI Jateng. Menurut mereka, kata dia, Ganjar tidak memperhatikan para atlet tersebut.

Namun di sisi lain, Ganjar tetap datang ke acara Pekan Olahraga Nasional (PON). Dia juga menyinggung Ganjar yang kerap melakukan setting capres.

Atas dasar itulah, dia mengakui ada kegundahan sebagai sesama kader PDIP. Dia bahkan memberi Ganjar nilai 6,5.

“Iya sebagai kader ya. Gua bukan bilang dia jelek. Tapi kalau nilai dari 1 sampai 10, dia 6,5. Kalau kita kuliah dulu, itu lulus kan. 5 juga lulus tapi bukan excellent, apalagi cumlaude. Nah apakah pemimpin Indonesia mau seperti itu?” tuturnya.

“Yang mau gua tunjukkan apa prestasi Ganjar. Yang mau gua sampaikan tolong tunjukkan prestasi dia. Di DPR maupun di gubernurlah 8 tahun ini. Kalau untuk PDIP udah jelas nggak ada di Jateng,” lanjut dia.

Dia juga meminta masyarakat mencari tahu rekam jejak Ganjar. Dia tidak ingin calon pemimpin Indonesia bak beli kucing dalam karung.

“Iya mengajak rakyat Indonesia untuk kemudian menelisik apa track record-nya Pak Ganjar ini supaya tidak beli kucing dalam karung,” imbuhnya.

Ganjar Pranowo sudah buka suara usai dituding ‘kemlinthi’ dan tidak menghormati Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ganjar membantah tudingan tersebut.

“Menghormatilah. Urusannya kan urusan copras-capres to, itu. Capres itu PDIP sudah jelas, itu urusan Ketua Umum, urusannya Bu Mega,” kata Ganjar kepada detikJateng di gedung Gradhika Bakti Praja, seperti dilansir detikJateng, Kamis, 2 Juni 2022.

Ganjar kemudian menegaskan saat ini masih berfokus pada penanganan rob. Selain itu, ada permasalahan minyak goreng.

“La, saya tak nyambut gawe ngurusi rob, saya tak nyambut gawe ngurusi minyak goreng dulu,” tegasnya.

Editor: Fariz Abdullah

 

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related