Aceh – Proses penyelidikan dugaan jual beli darah yang membuat heboh publik di Aceh beberapa waktu lalu, masih terus bergulir di Polresta Banda Aceh.
Anggota Korps Bhayangkara di kota berjuluk Serambi Mekah itu telah memeriksa 13 orang saksi terkait kasus yang melibatkan PMI Banda Aceh dan PMI Kabupaten Tangerang ini.
Kekinian, Polresta Banda Aceh akan segera bergerak ke Kabupaten Tangerang untuk melakukan pemeriksaan terhadap pengurus PMI Kabupaten Tangerang.
Hal tersebut ditegaskan Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Joko Krisdiyanto, SIK melalui Kasat Reskrim, Kompol M Ryan Citra Yudha, SIK seperti dikutip BantenHits.com dari Serambinews.com–jaringan TribunNews.com.
“Nanti di Tangerang, penyidik juga akan meminta keterangan pihak-pihak yang ada di sana,” kata Ryan, Minggu, 5 Juni 2022.
Tak Hanya Periksa Prosedur
Kasus PMI Banda Aceh yang sempat viral dan menggemparkan publik tersebut, lanjut Ryan, masih dalam tahapan penyelidikan.
“Terkait kasus PMI Banda Aceh, sampai dengan detik ini masih dalam proses penyelidikan,” tegasnya.
“Untuk saksi yang sudah diperiksa sebanyak 13 orang, meliputi unsur PMI sendiri, baik kota maupun provinsi, serta dari unsur Biro Hukum Setda Aceh,” jelas Ryan.
Terhadap hasil audit dari PMI Pusat yang suratnya turut ditembuskan ke Satuan Reskirm Polresta Banda Aceh, terang Kompol Ryan, tetap menjadi bahan bagi pihaknya dalam melakukan penyelidikan.
Pun demikian, dengan informasi serta masukan yang diperoleh pihaknya juga akan didalami.
Kemungkinan untuk pemeriksaan terhadap para saksi, lanjut Kompol Ryan, akan terus bertambah sampai kasus tersebut diperoleh kesimpulannya seperti apa.
“Kita dari kepolisian tidak hanya mengecek masalah proseduralnya saja. Tapi, informasi yang lainnya dan kita peroleh akan kami dalami,” tegas Ryan.
Sebelumnya, Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Kabupaten Tangerang, Dokter Boyke menyebut pengiriman darah antar PMI di Indonesia adalah hal lumrah alias sudah biasa dilakukan.
Pasalnya, PMI merupakan lembaga sosial. Karenanya di antara cabang PMI sudah terbiasa saling membantu.
Hal tersebut disampaikan Boyke ketika diminta penjelasan terkait pengiriman darah dari PMI Banda Aceh yang menjadi polemik.
“Pengiriman darah antar-PMI mah hal yang biasa. Bukan hal yang luar biasa. Kita (juga) sering ngirim (darah) ke mana-mana. Contohnya saat (Pandemi) COVID, kita kirim ke Papua, dan lain-lain. Itu hal biasa,” kata Boyke saat dihubungi BantenHits.com lewat telepon, Selasa, 17 Mei 2022.
“Dan itu (pengiriman darah) sudah diikat dengan perjanjian sebelumnya. Antar UTD, antar UDD sudah kerjasama untuk dropping (darah),” sambungnya.
Bantu PMI Banda Aceh
Boyke menjelaskan, saat Januari 2022, ketika terjadi pengiriman awal darah dari PMI Banda Aceh ke PMI Kabupaten Tangerang, kondisi stok darah di PMI Banda Aceh sedang berlebih.
“Januari itu mereka stok berlebih. (Bahkan) dari Desember. Kalau kita sih memang sudah ada stoknya. Tapi kita bantu mereka, (karena) stok mereka berlebih. Dari pada nanti terbuang, segala macam. Kan sayang, orang sudah bersedekah dengan darahnya harus dimanfaatkan. Karena kan darah ada masa berlakunya,” jelasnya.
Terkait biaya pengganti sebesar Rp 360 ribu per kantong darah, lanjut Boyke, aturan yang bersumber dari Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) itu berlaku untuk biaya penggantian rumah sakit.
Boyke memastikan, besaran biaya pengganti untuk darah yang dikirimkan Rp 300 ribu per kantong sudah tertuang dalam perjanjian antara PMI Banda Aceh dan PMI Kabupaten Tangerang.
“Ditentukan Rp 360 ribu itu untuk pergantian kepada rumah sakit. Kalau kepada antar UDD mah cuma Rp 320 ribu. Dan itu karena jauh, limbahnya kita tanggung, kita bikin label lagi ya itu yang (selisih) Rp 20 (ribu)nya untuk kontribusi itu,” bebernya.
“Ini mah tergantung kesepakatan juga. Yang di sananya mau enggak nerima Rp 300 (ribu), kalau mau dilaksanakan kalau gak mau enggak apa-apa. Itu ada (perjanjian) disepakati. Kalau udah kirim berarti setuju,” lanjutnya.
Pengiriman Disebut Diam-diam
Sebelumnya, pengiriman ribuan kantong darah dari PMI Banda Aceh ke PMI Kabupaten Tangerang ini dipermasalahkan oleh Sekretaris PMI Banda Aceh, Syukran Aldiansyah.
Pengiriman 2.050 kantong darah ini pertama kali ditemukan Sekretaris PMI Banda Aceh Syukran Aldiansyah saat melakukan sidak ke Unit Donor Darah (UDD).
“Ini dasarnya dari kecurigaan kami di pengurus karena ada beredar isu ada pengiriman darah diam-diam ke Tangerang, kami tidak tahu itu. Kita lakukan sidak di PMI dengan pengurus-pengurus ternyata benar ada pengiriman darah ke Tangerang,” kata Sekretaris PMI Banda Aceh Syukran Aldiansyah kepada wartawan, Kamis,12 Mei 2022 seperti dikutip BantenHits.com dari detik.com.
PMI Banda Aceh memang diperbolehkan mengirim kantong darah ke daerah lain. Namun, ada beberapa persyaratan yang mesti dipenuhi seperti persetujuan pengurus yang diambil melalui rapat pleno, biaya pengganti dan ketersediaan memadai.
Sekretaris PMI Banda Aceh
Syukran Aldiansyah saat sidak ke ke Unit Donor Darah (UDD) diketahui biaya pengganti per kantong hanya Rp 300 ribu padahal sesuai aturan biaya pengganti Rp 360 ribu per kantong.
“Pertama ketersediaan stok darah di Aceh terpenuhi. (Pengiriman) harus berdasarkan Pergub dan Permenkes dengan biaya pengganti pengelolaan darah per kantong Rp 360 ribu,” jelasnya.
Permasalahan ini, kata dia, sudah disampaikan ke pengurus PMI Aceh.
“Kami dari pengurus sudah sampaikan hal ini ke PMI provinsi untuk menindaklanjuti terkait hal itu,” ujar Syukran.
Larang ASN donor darah ke PMI
Pemprov Aceh bereaksi mendengar kabar 2.050 kantong darah PMI Banda Aceh dikirim diam-diam ke PMI Kabupaten Tangerang ini.
Gubernur Aceh Nova Iriansyah bahkan melarang ASN untuk donor ke PMI Banda Aceh. Selanjutnya ASN diarahkan mendonorkan darah ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA).
“Atas arahan pak gubernur melalui Sekda, ASN Pemerintah Aceh dipersilakan untuk langsung mendonorkan darah ke Instalasi Transfusi Darah Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin,” kata Staf Ahli Gubernur, Iskandar Syukri.
Iskandar mengatakan, ASN diarahkan mendonorkan darah di rumah sakit mulai Kamis, 12 Mei 2022. Setiap ASN mendonorkan darah sesuai jadwal yang telah diatur berdasarkan instansi.
“Meski pelaksanaan di tempat yang baru, tapi tetap tak menurunkan minat ASN untuk mendonorkan darah. Kemarin ada 34 kantong darah dikumpulkan dari ASN Sekretariat Daerah Aceh,” ujar Iskandar.
Gubernur Aceh Nova Iriansyah, kata Iskandar juga meminta temuan adanya pengiriman 2.050 kantong darah oleh PMI Banda Aceh ke Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten diaudit. Permintaan Nova itu disampaikan melalui surat resmi kepada PMI Pusat.
Iskandar Syukri mengatakan audit dilakukan untuk menghindari munculnya ketidakpercayaan masyarakat serta pendonor aktif terhadap PMI.
“Sembari menunggu hasil audit dari PMI Pusat. Pemerintah Aceh sementara waktu menunda kegiatan donor darah pada PMI Kota Banda Aceh,” terang Iskandar, Jumat, 13 Mei 2022.
Polisi Diminta Selidiki
Pemerintah Aceh meminta agar pihak kepolisian turun tangan menindaklanjuti adanya temuan pengiriman 2.050 kantong darah secara diam-diam oleh PMI Banda Aceh ke Tangerang Banten.
Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA mengatakan, Pemerintah Aceh selama ini mempunyai program donor darah rutin yang diikuti seluruh ASN serta masyarakat umum. Selama program itu berjalan, kebutuhan darah di Tanah Rencong selalu terpenuhi bahkan surplus.
“Jika kemudian surplus darah ini dipergunakan secara tidak benar maka kita harapkan kepada pihak aparat penegak hukum untuk dapat melakukan penyelidikan dan penyidikan terkait ini,” kata Muhammad, 12 Mei 2022.
Menurut Muhammad, saling tuding antar pengurus PMI memperlihatkan ada yang tidak beres dalam pengelolaan darah terutama hasil donor yang dilakukan ASN. Pemerintah Aceh meminta polisi melakukan pengusutan.
“Untuk menghindari polemik dan fitnah, penting dilakukan pengusutan oleh pihak APH demi terpenuhi keadilan bagi kemanusiaan yang sedang dijalankan oleh PMI,” katanya..
PMI Banda Aceh buka suara setelah merebak isu pengiriman 2.050 kantong darah secara diam-diam ke Tangerang, Banten. Pengiriman ribuan kantong darah itu dilakukan untuk menghindari kedaluwarsa.
“Khusus di Desember 2021, kita terima lonjakan donasi darah dari pegawai kontrak di Pemerintah Aceh yang membuat stok darah di kita berlebih. Kita sudah menanyakan ke rumah sakit di wilayah kerja kita dan juga UDD PMI Pidie, Aceh Utara, dan Langsa, apakah kebutuhan darah mereka terpenuhi atau tidak, dan mereka jawab untuk saat itu mereka punya stok yang stabil,” kata Kepala UDD PMI Kota Banda Aceh dr Ratna Sari Dewi dalam keterangan kepada wartawan, Jumat, 13 Mei 2022.
Ratna mengatakan, pihaknya juga telah berkomunikasi dengan PMI Medan sebelum dilakukan distribusi darah ke Tangerang. Saat itu, darah di PMI Medan disebut masih banyak persediaannya.
Selain itu, alasan dikirim ke Tangerang karena daerah tersebut ada penerbangan langsung dari Banda Aceh. Sementara ke provinsi lain di Sumatera disebut tidak ada penerbangan langsung.
Editor: Fariz Abdullah