Magelang – Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto mengenang bagaimana jasa-jasa petani saat seluruh elemen bangsa emperjuangkan kemerdekaan.
Pun ketika kemerdekaan berhasil diraih hingga saat ini, petani memiliki jasa yang besar terhadap negara.
Karenanya, Prabowo menyerukan agar seluruh elemen bangsa menghindari perpecahan dan kebencian, serta mengedepankan sikap gotong royong.
Hal itu disampaikan Prabowo Subianto saat mengunjungi Dusun Butuh, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng), seperti dalam keterangan tertulis, Senin, 10 Oktober 2022 yang dilansir detik.com.
“Tentara waktu perjuangan melawan penjajah, belum ada negara, kita belum punya anggaran, belum punya DPR, belum punya APBD/APBN. Anggaran dari mana?” kata Prabowo.
Prabowo menyebut ketika RI menyatakan kemerdekaan, anggaran tidak ada, termasuk tentara tidak digaji. Prabowo menyebut saat itulah petani memberi makan tentara.
“Waktu kita menyatakan merdeka, kita tidak punya anggaran, tentara tidak digaji, lurah/camat tidak digaji karena negara kita baru beberapa minggu hidupnya. Yang kasih makan tentara siapa? Ya, petani. Yang dukung perjuangan? Ya, petani juga,” imbuh Prabowo.
Prabowo menyebut banyak petani dan anak-anaknya juga langsung berada di medan pertempuran dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Dia menyebutkan, saat masih aktif di TNI, banyak anggota yang mayoritas anak petani.
“Waktu saya masuk tentara, kalau kompi saya (berisikan) 100 orang, lalu saya tanya, orang tuamu apa? Orang tuamu kerja apa? Hampir bisa dikatakan 85% anak petani, sisanya anak-anak pedagang pasar dan sebagainya,” ujar mantan Danjen Kopassus.
Menteri Pertahanan RI ini menegaskan petani dan pertanian memiliki peran penting dalam pembangunan Indonesia sejak sebelum merdeka. Jika nasib petani dan pertanian dipinggirkan, maka nasib bangsa akan buruk.
“Pertanian menghasilkan pangan, pertanian menghasilkan makanan untuk seluruh rakyat. Kalau pertanian kita tidak baik, suatu saat ada keadaan tertentu, rakyat kita bisa kelaparan,” kata Prabowo.
Prabowo menyebut terpinggirkannya para petani dan sektor pertanian juga bakal berpengaruh terhadap keuangan negara. Dia menyebut defisit produksi pangan memaksa impor dari negara lain.
Harga pangan kini sedang naik seiringan invasi Rusia di Ukraina. Kedua negara ini merupakan 30% penghasil gandum dunia dan Indonesia banyak mengimpor gandum dari Ukraina untuk memproduksi mie.
“Sekarang lagi ada perang di Ukraine sama Rusia. Ukraine sama Rusia perang, harga pangan naik semua. Kenapa? Karena Ukraine dan Rusia penghasil gandum terbesar di dunia. Kalau tidak salah sepertiga, 30% terbesar di dunia adalah produksi Rusia dan Ukraine. dan Indonesia impor banyak sekali dari Ukraine karena rakyat kita suka makan mi,” kata Prabowo.
Prabowo mengatakan mahalnya harga pangan membuat sekitar 300 juta warga dunia mengalami kelaparan dan 15.000 orang meninggal dunia setiap harinya. Sebanyak 15 negara juga turun statusnya menjadi bangkrut.
“Kita harus waspada karena mungkin nanti ada daerah-daerah kita yang kekeringan. Tapi, kita harus bersyukur kepada Yang Maha Kuasa, kita dikasih tanah yang subur, kita bisa dapat makanan,” kata Prabowo.
“Kita bersyukur pemerintah juga bekerja keras. Kita juga bersyukur ada kerukunan sekarang. Kita tidak boleh ada perpecahan sekarang, tidak boleh ada kebencian di antara kita. Kerukunan-gotong royong adalah kunci kemakmuran,” imbuh dia.
Sumber: detik.com