Berita Lebak- Nasib malang menimpa warga Desa Cigoong Utara, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak. Mereka tak bisa tertidur lelap di setiap malam.
Mulanya, 25 Desember 2022 lalu, Nia bersama keluarga tengah berada di dalam rumah. Kebetulan kondisi cuaca saat itu tengah hujan deras.
Secara tiba-tiba suara getaran muncul dan membuat mereka ketakutan. Dia pun menelusuri dari mana asal suara tersebut.
Kaget bukan kepalang, Nia melihat dinding rumahnya retak-retak dan beberapa bata pada bangunan berjatuhan.
“Waktu malam lagi hujan deras, waktu itu rumah udah retak tapi masih sedikit terus semakin membesar,”kata Nia kepada wartawan, Senin, 9 Januari 2023.
“Udah gitu bunyi kretek-kretek pada jatoh batu batanya pas dilihat makin besar retakannya,”tambahnya.
Usut punya usut, kondisi itu terjadi akibat peristiwa pergerakan tanah. Ruang dapur dan kamar mandi menjadi bagian rumah Nia yang terdampak bencana alam ini.
Ironisnya, peristiwa itu masih terus berlangsung hingga awal Januari 2023. Beberapa rumah lainnya juga turut terdampak hingga roboh.
“Awal mulanya di dapur tapi kan awal sudah retak, kamar, ruang tengah sekelilingnya udah retak. Iya ngerembet (retakan). Robohnya nggak sekaligus, sedikit-sedikit jatoh (batu bata),” tuturnya.
“Pas kejadian lagi di rumah, tengah malam jam 12 malam. Enggak, tetap di dalam, mau buka pintunya udah susah dibuka, udah aja di rumah sambil nungguin pagi. (Waktu kejadian), alhamdulillah nggak kenapa-kenapa,” sambungnya.
Saat ini, rumah Nia sudah roboh. Dia dibantu warga sekitar dibuatkan rumah tenda sementara untuk tempat tinggal.
“Iya sekarang ngungsi di tenda. Dari Jumat (6/1) ngungsi, dibikinin tenda sama warga,” jelasnya.
16 rumah terdampak
Pemerintah Desa Cigoong Utara bergerak cepat turun ke lokasi ke jadian. Sang kepala desa, Habibi bergegas menemui para korban bencana.
Dari catatan mereka terdapat satu musala dan 16 rumah yang terdampak peristiwa pergerakan tanah. Lokasinya tersebar di empat kampung.
“Awalnya di kawasan kampung Margamulya ada 7 rumah, dari hari ke hari ada penambahan. Sekarang nggak cuma di Margamulya tapi di kampung lainnya juga ada,” kata Habibi, Selasa, 10 Januari 2023.
Dia merinci dari 16 rumah, 13 diantaranya berada di Kampung Margamulya Dua, 1 rumah di kampung Kayu Dampik, 1 rumah di kampung Salasi, dan 1 rumah di Kampung Binbin. Semua disebabkan pergerakan tanah.
“Iya jadi di kampung lain juga ada, di Cigoong Utara ini total 16 rumah,” tuturnya.
“Kemungkinan besar masih ada reaksi pergeseran tanah lagi, saya sampaikan tadi masyarakat hati-hati karena ada potensi masih bergerak,” jelasnya.
Habibi menjelaskan, instansi terkait sudah datang ke lokasi untuk memberikan bantuan. Selain rumah, Habibi menyebut ada musala dan akses jalan yang juga terdampak pergerakan tanah ini. Semua akan segera dia laporkan ke Pemerintah Kabupaten Lebak.
“Beberapa instansi sudah ikut andil, saya memohon ke seluruh pihak untuk membantu masyarakat. Kita sudah sedikit bincang-bincang tadi termasuk dari BPBD Lebak, nah kami akan menunggu tim geologi apakah ini akan berdampak besar atau gimana (pergeseran tanah),” pungkasnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana