Tak Cukup Berkarakter Tegas, Ternyata Pemilih pada Pilkada Serentak 2024 Juga Ingin Calon Kepala Daerah yang Selalu Memakai Jas

Date:

Image 3
Survei Populix menunjukkan, pemilih pada Pilkada Serentak 2024 mencari calon pemimpin yang memiliki karakter tegas dan berwibawa, dengan latar belakang sebagai politisi, sering memakai jas, serta memiliki gelar akademik sarjana. (FOTO: Dok. Populix)

Berita Pilkada – Hasil survei Populix menunjukkan bahwa kriteria pemimpin daerah yang paling diutamakan oleh pemilih meliputi karakter personal, latar belakang profesi, jenis pakaian, dan gelar akademik.

Pada survei itu, karakter personal paling banyak dipertimbangkan pemilih yakni mencapai 34, 5 persen, latar belakang profesi 20,8 persen, jenis pakaian 14, 0 persen dan gelar akademik 12, 8 persen.

“Secara spesifik, pemilih mencari calon pemimpin yang memiliki karakter tegas dan berwibawa, dengan latar belakang sebagai politisi, sering memakai jas, serta memiliki gelar akademik sarjana,” kata Manajer Riset Sosial Populix, Nazmi Haddyat Tamara melalui keterangan tertulis yang diterima BantenHits.com, Kamis, 4 Juli 2024.

Tiga Isu Lokal Utama

Calon kepala daerah yang akan maju pada Pilkada Serentak 2024 wajib memiliki kompetensi dalam memahami tiga isu lokal yang dianggap krusial.

Kompetensi penguasaan terhadap tiga isu lokal tersebut akan menjadi hal yang akan dipertimbangkan oleh calon pemilih Pilkada dalam mengambil keputusan kandidat yang akan dipilih.

“Seorang calon kepala daerah juga perlu memiliki kompetensi memahami isu lokal untuk merespons dengan tepat dan efektif terhadap kebutuhan masyarakat,” ungkap Nazmi.

“Tiga isu utama lokal yang dianggap penting oleh masyarakat, yaitu lapangan pekerjaan (51%), kesehatan (47%), dan pendidikan (46%),” sambungnya.

Memahami secara mendalam dinamika dan prioritas masyarakat terhadap ketiga isu ini, lanjut Nazmi, akan memungkinkan calon kepala daerah untuk merancang kebijakan dan program yang sesuai, serta bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan dan pembangunan lokal.

Usia Ideal Calon Kepala Daerah

Dalam survei Populix itu juga terungkap, mayoritas pemilih pada Pilkada Serentak 2024 menilai usia ideal bagi pemimpin daerah berada pada rentang 53 sampai 55 tahun.

Menurut Nazmi, kesimpulan ini didapat dengan mengajukan empat pertanyaan kepada responden tentang berapa usia calon pemimpin yang dinilai terlalu muda, muda, tua dan terlalu tua dalam pandangan mereka, sehingga mereka akan pilih atau tidak pilih dalam Pilkada mendatang.

“Lalu hasil ini dianalisis dengan mengadopsi pendekatan model dan analisis PSM (Price Sensitivity Meter) yang kerap digunakan dalam penelitian pasar,” ungkap Nazmi.

Hasilnya, responden menilai usia di bawah 35 tahun dianggap terlalu muda dan mereka cenderung tidak akan memilihnya. Sedang usia 35 sampai 50 tahun umumnya dinilai masuk kategori usia muda yang akan dipertimbangkan untuk dipilih.

Usia 55-70 tahun dinilai termasuk kandidat dengan usia tua yang akan dipertimbangkan untuk dipilih. Sementara usia di atas 72 tahun dinilai terlalu tua dan juga cenderung tidak akan dipilih.

“Usia ideal tersebut merupakan rata-rata jawaban kategori (1)usia terlalu muda, (2)muda ideal, (3)tua ideal, dan (4) terlalu tua,” jelasnya.

Pada Pilkada serentak mendatang batas usia calon kepala daerah akan merujuk pada putusan terbaru Mahkamah Agung (MA) yang  mengubah ketentuan syarat calon kepala daerah dari yang berusia paling rendah 30 tahun untuk tingkat provinsi dan 25 tahun tingkat kota/kabupaten “terhitung sejak penetapan pasangan calon” pada 22 September 2024 menjadi “terhitung sejak pelantikan pasangan calon terpilih” atau pada 1 Januari 2025.

Populix menggelar survei pada kurun 23 – 26 Mei 2024 dengan melibatkan 1.070 responden secara online di seluruh Indonesia.

Kriteria responden terdiri dari 49 persen laki-laki dan 51 persen perempuan dengan latar belakang pekerjaan seperti karyawan sebanyak 62 persen, pengusaha 17 persen, mahasiswa 11 persen, ibu rumah tangga 6 persen dan lainnya 4 persen.

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

    View all posts

Cek Berita dan Artikel yang lain di:

Google News

Terpopuler

Share post:

spot_img

Berita Lainnya
Related

Jabatan Kajari Kota Tangerang Resmi Beralih dari I Ketut Maha Agung kepada Muhammad Amin

Berita Tangerang - Jabatan Kepala Kejaksaan Negeri atau Kajari...

Kena Razia, Langsung Aja Bayar Pajaknya!

https://youtu.be/SdRkmwjmJUI?si=UeiG9enCXAf_ccdD Berita Tangerang - Samsat Cikokol bersama TNI-Polri menggelar razia...