Berita Banten – Penyebab kematian enam nelayan di atas Kapal KM Sri Mariana di Pulau Tempurung, Perairan Merak, pada Ahad, 4 Agustus 2024 masih misterius.
Keenam nelayan tersebut masing-masing bernama Abdul mujani, Handayana alias Rohmat, Agung, Irfan, Agung prasetyo, dan Irvan septian alias Rifki.
Dua korban atas nama Handayana alias Rohmat dan Agung, diketahui keduanya tidak masuk dalam data manifest atau list crew kapal tersebut.
Selain enam nelayan meninggal, dari dalam Kapal KM Sri Mariana itu tim dari Ditpolariud juga mengevakuasi sembilan orang dalam kondisi lemah, bahkan salah satu dari mereka kritis ke Rumah Sakit Krakatau Steel.
Mereka adalah Rasmen, Slamet puryanto, Anam Suryana, Winarto, Khaerul ikhwan, Akmal Maulana, Dian Mulyadi, Dedi, dan Edi Zaenudin.
Dirpolairud Polda Banten, Kombes Pol.Yunus Hadith Pranoto mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan atas peristiwa tersebut.
“Atas kejadian ini kami masih menyelidiki penyebab kematian para nelayan juga Penyebab kematian dan sakit yang diderita korban masih menunggu hasil pemeriksaan visum dan otopsi,” kata Yunus.
Laporan Diterima Dini Hari
Menurut Yunus, peristiwa itu berawal dari adanya laporan pada Ahad dini hari, 4 Agustus 2024 pukul 00.30 WIB. Saat itu Tim Patroli Ditpolairud Polda Banten mendapatkan informasi bahwa di atas Kapal KM Sri Mariana terdapat enam mayat dan satu orang dalam keadaan kritis.
Dengan adanya informasi tersebut, personel Ditpolairud langsung bergerak cepat untuk melakukan patroli dan memeriksa Kapal tersebut.
“Selanjutnya pada pukul 05.30 WIB pada kordinat 05°52’374″ S – 106°58’453″ E didapati sesuai informasi awal, kemudian kapal tangkap ikan tersebut disandarkan di KMB Pelangi di perairan Pulorida,” terang Yunus.
Personel Ditpolairud langsung melakukan proses evakuasi. Jasad para korban dievakuasi dengan menggunakan kantong mayat.
“Selanjutnya enam nelayan yang meninggal dunia dibawa ke RS Drajat Prawira Serang, sedangkan sembilan orang lainnya dalam keadaan sakit salah satunya kritis dievakuasi ke RS Krakatau Steel,” jelasnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana