Pandeglang – Lembur Mangrove Patikang, Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang menjadi salah satu destinasi wisata baru di Buffer Zone KEK Tanjung Lesung, Kecamatan Panimbang, Pandeglang, Banten.
Wisata yang memanfaatkan hutan mangrove ini dibangun oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Liwungan Berkah, Pokdarwis Putri Gundul dan masyarakat Desa Citeureup secara swadaya.
Destinasi ini masih dalam tahap pengembangan dan belum resmi dibuka. Meski demikian, destinasi tersebut sudah ramai dikunjungi wisatawan yang ingin menikmati suasana hutan mangrove.
“Setiap hari ada saja yang berkunjung, pengunjung ada yang dari Depok, Bogor, hingga Bandung. Kalau pengunjung lokal paling daerah sini saja,” kata Ketua Pokdarwis Putri Gundul Citeureup, Deden Sudiana, Minggu 27 Desember 2020.
Kampung wisata mangrove ini memiliki beberapa spot destinasi, seperti Canoeing, Sepeda Air, Selfie Booth dan Jembatan Kilapis. Untuk menikmati spot tersebut para pengunjung hanya dikenakan tarif sebesar Rp5 ribu.
“Untuk saat ini masuknya belum dikenakan tarif, karena belum resmi dibuka. Tapi kalau mau menikmati canoeing dan sepeda air itu bayar Rp5 ribu, itu pun uangnya untuk perawatan destinasi,”jelasnya.
Sementara Sekretaris Desa Wisata Citeureup, Dedi Irawan mengatakan, Lembur Mangrove Patikang memiliki potensi alami yang dapat dikelola menjadi destinasi wisata berbasis edukasi.
Sehingga Desa Wisata yang merupakan unit usaha dari Bumdes Liwungan Berkah meminta agar masyarakat mampu mengelolanya dengan baik.
“Lembur Mangrove Patikang memiliki berbagai jenis Mangrove yang tumbuh secara alami. Sehingga peluang Lembur Mangrove menjadi wisata edukasi sangat besar, tinggal pengelolaanya saja,”
Menurut Dedi, Lembur Wisata Mangrove juga akan dipadukan dengan wisata budaya, atraksi dan kuliner. Karena ketiga destinasi tersebut ada di Desa Citeureup, seperti Pencak Silat, Debus, Tari Rengkong, Atraski “Ngerok Beton” tanam mangrove lomba bobolodog serta kuliner khas Lembur Mangrove yaitu dodol dan jus Mangrove dan lain-lain.
“Masyarakat memiliki peran penting dalam pengelolaan beberapa destinasi wisata tersebut. Jika itu berjalan, tentu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi dunia pariwisata,” tutupnya.
Editor : Fariz Abdullah