Jakarta – Jalan Pangeran Tubagus Angke merupakan salah satu jalan di Jakarta. Jalan ini menghubungkan Jakarta Pusat dengan Jakarta Barat.
Bagiamana asal-usul jalan tersebut? Sumber-sumber literatur sejarah menyebutkan penamaan jalan ini berkaitan dengan kekuasaan Banten di masa kerajaan.
Menantu Raja
Kepemimpinan Sultan Maulana Hasanudin di era Kerajaan Banten pada 1550-1570 mampu mencapai masa-masa keemasan.
Rezim Sultan Hasanuddin berhasil menempatkan seorang bupati di Sunda Kelapa, pusat pemerintahan Batavia yang sekarang dikenal Jakarta.
Bupati yang ditempatkan adalah Pangeran Tubagus Angke yang dikenal dengan sebutan Pangeran Jayakarta Wijayakrama.
Hasanudin juga meluaskan kekuasaan sampai di Lampung, menguasai daerah-daerah produksi lada dan perdagangan sekaligus.
Fakta-fakta sejarah itu terungkap dalam Buku “Banten Kota Pelabuhan Jalan Sutera” yang diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 1997.
Kali yang Ditimbun
Dalam buku lainnya, “Asal-usul Nama Tempat di Jakarta”, Rachmat Ruchiat menuliskan, jalan yang diambil dari nama Pangeran Jayakarta itu pada masa Kolonial Belanda dikenal dengan nama Bacherachtsgracht.
Istilah gracht merupakan istilah Bahasa Belanda yang berarti saluran air atau kanal. Sementara Bacherachts diambil dari nama Jacob Bacherachts yang merupakan pemilik hal guna usaha di tempat itu.
Jacob Bacherachts merupakan mantan pegawai petinggi VOC di Batavia. Setelah dia meninggal, saluran itu terbengkalai dan dipenuhi endapan lumpur akibat letusan Gunung Salak.
Kemudian, pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels, saluran itu ditimbun dan dijadikan jalan.