Pandeglang – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan atau DPKP Pandeglang menyebut 70 persen gabah di sejumlah wilayah di Kabupaten Pandeglang diserap oleh tengkulak.
Saat memasuki musim panen, para tengkulak gabah dari pelbagai daerah seperti Karawang, Bekasi dan Lampung mulai bermunculan ke Kabupaten Pandeglang.
“Sebanyak 70 persen gabah dibeli oleh pembeli dari luar, kaya Karawang, Lampung dan Bekasi. Tapi ada sebagian diserap Bulog juga,” kata Sekretaris DPKP Kabupaten Pandeglang, Uun Junandar, Kamis 8 Agustus 2022.
Menurut Uun yang dibeli oleh tengkulak merupakan gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG). Ia memastikan bahwa ketersediaan gabah di Kabupaten Pandeglang masih aman untuk memenuhi kebutuhan.
“Kita punya areal sawah seluas 50 ribu hektar. Tahun 2021 saja hasil panen gabah mencapai 800 ribu ton, tahun ini pasti meningkat juga, cuma datanya nanti akhir tahun keluarnya karena belum panen ketiga, jadi untuk ketersedaian gabah masih aman,” tutupnya.
Sementara Agung Lodaya Aktivis di Pandeglang menyayangkan hal tersenut. Sebab menurut Agung, jika 70 persen gabah diserap oleh tengkulak potensi permainan harga yang dilakukan oleh tengkulak sangat tinggi.
“Tengkulak-tengkulak ini sering memainkan harga, dibeli tidak sesuai HPP (Harga Pembelian Pemerintah), petani kita dirugikan,” kata Agung.
Oleh karena itu Agung meminta Pemerintah Kabupaten Pandeglang melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bergerak aktip melakukan pembelian kepada petani untuk memutus pergerakan tengkulak.
“Gabah dibeli di Pandeglang oleh tengkulak dari Karawang, kemudian berasnya kembali beredar di Pandeglang, konyol. Kenapa enggak dikelola sendiri oleh BUMD dengan memanfaatkan resi gudang dan lainnya,” tandasnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana
