Berita Sepak Bola – Belum kering rasanya ‘luka’ publik Indonesia saat harus rela Timnas U-23 terempas di semi final Piala Asia. Kepemimpinan wasit Sivakorn Pu-udom saat itu dianggap menjadi salah satu penyebab kekalahan timnas tersebut.
Kini publik kembali dibuat was-was. Pasalnya, si wasit kontroversi Sivakorn Pu-udom namanya masuk dalam deretan pengadil di ajang Play off Olimpiade Prancis 2024. Pada laga itu Timnas U-23 akan berhadapan dengan Guinea.
Karenanya, wajarlah jika saat ini ada tiga hal yang paling banyak diperbincangan publik yakni Timnas, Video Asisstant Referee atau VAR dan wasit Sivakorn Pu-udom.
VAR di Mata Tokoh Muda Olahraga Indonesia
Tokoh muda olahraga Indonesia, Ahmed Zaki Iskandar menilai penggunaan teknologi VAR dalam olahraga, khususnya sepak bola akan mampu meminimalisir human error wasit selaku pengadil di lapangan.
“Penggunaan VAR akan meminimalisir human error wasit di lapangan,” kata Zaki saat menjadi narasumber pada program Apa Kabar Indonesia Malam, TV One, Selasa, 7 Mei 2024.
Zaki yang pernah menjabat Asisten Manajer Timnas U-23 tahun 2006, bahkan menyarankan penggunaan VAR segera dimulai di Liga I Indonesia.
“Agar permainan (di Liga I Indonesia) lebih fair lagi dan wasit (dengan peggunaan VAR) bisa terhindar dari isu-isu negatif. Kita kan sering, baik di Liga I, Liga 2, apalagi Liga 3, wasit selalu jadi sentral. (Keberpihakan) wasit terasa tapi tidak tercium,” ungkap Zaki.
Pada prinsipnya, lanjut Zaki, penggunaan teknologi VAR harus bisa diadaptasi oleh para pemain Indonesia. Pasalnya, modernisasi sepak bola saat ini sedang terjadi di dunia.
“Pada prinsipnya ini teknologi (VAR) harus bisa diadaptasi oleh pemain Indonesia kita sekarang. Apa pun kondisinya, modernisasi sepak bola di dunia, ini sudah mencakup sangat detail di setiap pertandingan dan pemain kita harus sudah siap beradaptasi dengan kemajuan teknologi ini,” jelasnya.
“Kita bisa lihat dengan VAR over time pertandingan bisa mencapai lima menit bahkan beberapa pertandingan bahkan mencapai 15 menit. Kalau di Liga 1 itu yang (aksi) guling-guling, itu bisa 25 menit over timenya,” sambung Zaki.
Zaki meyakini, kehadiran teknologi VAR akan membantu terwujudnya pertandingan yang fair dan terbuka.
“Artinya begini, mau tidak mau kita harus beradaptasi dengan teknologi ini karena ini sebuah kebaikan untuk pertandingan yang fair,” pungkasnya.
Legenda sepak bola Indonesia, Hermansyah yang juga turut menjadi narasumber dalam tayangan tersebut sependapat dengan pemaparan Zaki. Menurutnya, era modoernisasi sepak bola memang menjadi keniscayaan saat ini.