Serang – Tepat sepekan lalu, Rabu, 2 Maret 2022, banjir dahsyat menerjang sejumlah wilayah di Provinsi Banten. Serang menjadi titik banjir terparah. Bahkan disebut terparah sepanjang sejarah.
Selain melumpuhkan akses publik dan merendam sejumlah titik vital di Ibu Kota Provinsi Banten, BPBD Kota Serang menyebut, banjir menelan enam korban jiwa.
Di Kelurahan Masjid Priyayi, Kota Serang, dilaporkan ada tujuh rumah warga yang roboh setelah diterjang banjir. Rumah yang roboh seluruhnya merupakan bangunan permanen menggunakan batu bata.
Di balik peristiwa rumah roboh di Masjid Priyayi, ada satu kisah menarik dari salah satu warga yang rumahnya roboh, yakni Muaniah (55) yang tinggal bersama anak perempuannya yang masih remaja.
Muaniah dan anaknya selamat tak tertimpa rumahnya yang roboh karena saat itu dirinya bersama sang anak tengah berwudu. Saat itu waktu baru menunjukkan sekitar pukul 04.00 WIB, Rabu, 2 Maret 2022.
Muaniah menceritakan detik-detik saat rumahnya roboh kepada wartawan BantenHits.com, Mahyadi, Selasa, 8 Maret 2022.
“Untung jam 4 pagi itu saya lagi ngambil wudhu di belakang rumah, saya kaget pas roboh langsung lari sama anak,” ungkap Muaniah.
Air yang merendam rumahnya, lanjut Muaniah, sebenarnya sudah terjadi sejak Selasa Malam. Namun, Muaniah tak menduga jika banjir tersebut akan membuat rumahnya roboh.
Muaniah dan anaknya yang selamat dari reruntuhan bangunan rumah kemudian mengungsi ke rumah tetanggaanya. Hingga saat ini dia masih mengungsi karena rumahnya masih belum bisa diperbaiki.
Lurah Masjid Priyayi, Neneng Titin Kurnia mengatakan, data rumah yang mengalami rusak akibat banjir sudah dilaporkan ke Pemkot Serang untuk dapat bantuan perbaikan.
“Untuk perbaiki rumah roboh itu, Pemerintah Kota Serang akan fasilitasi, yang (rusak) ringan itu Rp 1 – 5 juta, sedang Rp 5 – 10 juta dan berat itu Rp 10 – 15 juta,” pungkasnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana