Berita Lebak – Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak bakal menjadi eco industrial park atau kawasan industri generasi keempat. Proses pembangunannya saat ini masih menunggu keputusan Kementrian Investasi atau BKPM RI.
Kabarnya, lahan seluas 10 ribu hektar di Kecamatan Cileles, Cimarga dan Cikulur sudah disiapkan untuk kawasan industri hijau pertama di Indonesia.
“Kita harus betul-betul manfaatkan area jalan tol, jadi di Cileles itu, ada 3.190 hektar, yang sudah ditetapkan sebagai kawasan industri. Hal itu disambut oleh Menteri Investasi BKPM RI,”kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Yosep Mohamad Holis, Kamis, 1 Desember 2022.
Menurut Yosep, proses pembangunan eco industrial park akan dibiayai pemerintah pusat. Sampai saat ini proses pelaksanaannya tinggal menunggu keputusan.
“Jadi itu di biayai oleh pusat, dan sedang di buat proposal agar konsorsium bisa masuk,”tutur Yosep.
” Jadi kaya di Karawang dan Batam, jadi yang mengelola itu bukan BUMN tetapi pihak ketiga yaitu konsorsium yang mempunyai modal usaha,” tambah dia.
Kawasan industri Cileles merupakan salah satu kawasan peruntuhan industri atau KPI yang sedang digarap dalam menciptakan konsep industri terbaru.
Kawasan industri tersebut berpusat di Kecamatan Cileles yang akan menempatkan perusahaan-perusahaan tersebut dikhususkan untuk pengelolaan bahan pertanian dan perkebunan.
“Nah industri-industri yang ada di situ, yang mengelola hasil dari perkebunan, pertanian dan kehutanan. Jadi itulah yang disebut eco Industri, jadi mentransformasi sektor primer ke sektor sekunder,” ujar Yosep.
Yosep menambahkan Eco Industrial Park akan menjadi kawasan industri hijau dan di Indonesia belum ada, bukan untuk menyaingi kawasan industri di Kota Cilegon dan Kabupaten Tangerang.
“Kita tidak bisa menyaingi kawasan Industri di Cilegon dan Tangerang, jadi kita disini hanya hilirasi saja, itu yang akan di konsepkan di Cileles,”kata dia.
Area kawasan industri di Kabupaten Lebak yang sudah berjalan yaitu di Desa Citeras, Kecamatan Rangkasbitung, ada lahan 1.600 hektar. Lokasi tersebut akan diisi oleh konsorsium dari Jepang, China dan Singapura.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana
