Berita Pilpres – Tingkat elektabilitas pasangan capres dan cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka begitu tinggi menjelang pelaksanaan Pemilu 2024 yang tinggal 4 hari lagi.
Tingginya elektabilitas Prabowo-Gibran terpotret dalam survei sejumlah lembaga survei kredibel di Indonesia yang dirilis secara berturut-turut sejak Rabu-Sabtu ini, 7-10 Februari 2024.
Lembaga survei yang merilis hail survei kekinian itu di antaranya Populi Center, Alvara Research Center, Poltracking,Indikator Politik, dan Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Hoaks Terbesar Jelang Pencoblosan
Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran, Yusril Ihza Mahendra mengatakan, elektabilitas Prabowo-Gibran begitu tinggi sehingga pembusukan politik mulai diembuskan untuk merusak kredibilitas Prabowo Subianto.
Hal tersebut disampaikan Yusril saat membantah beredarnya pemberitaan yang menyebutkan Prabowo Subianto terseret dugaan korupsi pembelian pesawat jet tempur Mirage bekas dengan pemerintah Qatar.
“Tingkat elektabilitas Prabowo Gibran kini begitu tinggi, pasangan ini diprediksi akan menang. Karena itu pembusukan politik mulai diembuskan untuk merusak kredibilitas Prabowo,” tegas Yusril dilansir Suara.com, jaringan BantenHits.com.
Pemberitaan terkait dugaan korupsi yang menyeret nama Prabowo Subianto itu dirilis Meta Nex, dengan judul “Indonesia Prabowo Subianto EU Corruption Investigation”, yang terbit Jumat, 9 Februari 2024.
Dalam pemberitaan itu, Prabowo disebut terlibat dugaan korupsi dan penyuapan senilai 55,4 juta Dolar AS, dalam pembelian pesawat jet tempur Mirage bekas dengan pemerintah Qatar. Uang itu disebut-sebut dijadikan modal Prabowo maju ke pilpres 2014. Berita dari sumber itu kemudian dikutip oleh berbagai media di Tanah Air.
Yusril memastikan informasi terkait adanya investigasi dugaan korupsi dalam pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar adalah hoaks.
“Berita tersebut adalah hoaks terbesar yang dilakukan media asing jelang pencoblosan tanggal 14 Februari. Berita hoaks tersebut adalah sebuah pembusukan politik,” tegas Yusril, yang juga Ketua Umum Partai Bulan Bintang itu.
Pembelian Jet Tempur Tak Pernah Terlaksana
Yusril menjelaskan, pembelian pesawat bekas dengan Qatar itu tidak pernah dilaksanakan, karena keterbatasan anggaran negara. Meskipun perjanjian telah disapakati, sambung Yusril, namun pemerintah Indonesia tidak jadi membeli pesawat bekas tersebut.
“Tidak ada penalti apapun kepada pemerintah RI akibat pembatalan itu,” jelasnya.
Guru besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia itu menambahkan, pemerintah Qatar memang menginginkan Indonesia membeli pesawat bekas tersebut secara tunai, namun pemerintah Indonesia ingin membelinya dengan cara kredit.
“Sebab itu, kita menggunakan agen perusahaan dari Republik Czech. Namun karena keterbatasan anggaran kita, pembelin dengan cara utang itupun akhirnya tidak jadi dilaksanakan,” tegas Yusril.
Yusril pun membantah soal investigasi yang dilakukan badan anti korupsi Uni Eropa kepada Menhan Prabowo terkait pembelian pesawat bekas tersebut. Dia pun memastikan tidak ada pemeriksaan kepada Prabowo.
“Kalau investigasi itu ada, maka pihak Qatar dan agen dari Czech juga akan lebih duluan diinvestigasi, tetapi hal itu tidak terjadi. Penulis berita Jhon William dan media yang memberitakannya bukanlah media mainstream yang kredibilitas pemberitaannya dapat dipercaya. Pemberitaan dari media mainstream di luar negeri ternyata tidak ada,” ucapnya.
Yusril pun mengimbau seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak begitu saja mempercayai berita yang sumbernya tidak kredibel. Dia mengajak masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan pemberitaan-pemberitaan yang berisi pembusukan politik.
Sumber: Suara.com