Ketika Dunia Tercengang, Anak Petani Miskin Mengubah Indonesia lewat Kerja ‘Raksasa’

Date:

Presiden ke-2 Indonesia Soeharto saat berbincang dengan petani di Ponorogo. (FOTO: Buku “Soharto; Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya”)

Berita Banten – Kondisi global sedang tidak baik-baik saja kala itu. Bencana kelaparan mengguncang sejumlah kawasan, terutama di Benua Afrika.

Namun, dunia tiba-tiba saja tercengang. Indonesia yang dalam waktu lama menjadi salah satu pengimpor beras terbesar di dunia, mendadak menjadi perhatian dunia. Indonesia berhasil menjadi negara yang bisa swasembada beras. Peristiwa itu terjadi 1984.

Padahal beberapa tahun sebelumnya, kemiskinan akut menjerat petani-petani Indonesia. Pengetahuan tentang pertanian yang rendah dan terbatasnya lahan, membuat peningkatan produktivitas pertanian tak bisa diharapkan.

Anak Desa Bicara di Hadapan Tokoh-tokoh Dunia

Keberhasilan Indonesia menjadi negara yang bisa swasembada beras membuat Food and Agriculture Organization (FAO), organisasi pangan dan pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengundang khusus pemimpin Indonesia untuk berbicara secara khusus di hadapan tokoh dunia.

Dalam Forum 40 tahun berdirinya FAO itu, Indonesia diminta menjelaskan kepada dunia, apa yang telah dilakukannya sehingga mampu memiliki kedaulatan pangan seperti saat itu.

“Sebagai Presiden Indonesia, saya diundang oleh Direktur Jenderal FAO Mr Edouard Saouma. (Sementara) dari negara-negara maju, Presiden Prancis, Francois Mitterrand, terpilih untuk memaparakan pandangannya,” kata Presiden Indonesia ke-2 Soeharto dikutip BantenHits.com dari buku biografi “Soeharto; Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya” yang ditulis G.Dwipayana dan Ramadhan K.H.

Usia Soeharto ketika didaulat menjadi pembicara di forum dunia kala itu sekitar 60 tahun. Soeharto tak pernah menangka, dirinya yang merupakan anak petani miskin yang kerap bermandi lumpur tiba-tiba berbicara di hadapan tokoh-tokoh dunia.

“Hendaknya Saudara bayangkan. Seseorang yang lebih dari 60 tahun ke belakang masih anak bermandi lumpur di kehidupan petani di Desa Kemusuk saat itu naik mimbar dan berbicara di depan sekian banyak ahli dan negarawan dunia, sebagai pemimpian rakyat yang baru berhasil memecahkan persoalan yang paling besar bagi lebih dari 160 juta mulut,” ungkap Soeharto.

Dalam halaman awal buku itu, dijelaskan sekilas tentang Soeharto kecil, si anak desa yang lahir dari pasangan petani miskin. Dia lahir di Desa Kemusuk, sebelah selatan Kota Yogyakarta. Sejak usia 8 tahun dia dirawat oleh paman dan bibinya.

Kerja Raksasa Bangsa

Kembali ke pidato Soeharto di forum dunia. Soeharto menjelaskan, do forum itu dia menjelaskan apa yang dilakukan Indonesia sampai kepada hal-hal teknis karena hadirin ingin mengetahuinya. Apa yang dilakukan Indonesia diperlukan oleh sejumlah negara lainnya.

“Forum itu adalah tempat dan kesempatan tukar menukar pengetahuan dan pengalaman,” ucapnya.

Soeharto kemudian menjelaskan, usaha Indonesia dalam meningkatkan produksi pangan, khususnya beras yang merupakan makanan pokok bangsa Indonesia, dilakukan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi.

“Tujuan kita adalah untuk secara bertahap mencapai swasembada pangan, meningkatkan mutu gizi, meningkatkan pendapatan dan tingkat hidup petani, serta mendorong perkembangan ekonomi pada umumnya,” jelasnya.

Karena memperluas lahan memerlukan dana yang besar, lanjutnya, maka titik berat diletakan pada usaha intensifikasi . Caranya ialah dengan menaikkan produktivitas dan produksi pada pada areal yang sudah ada.

“Keputusan politik untuk mencurahkan perhatian pada pembangunan pertanian, tercermin dengan jelas dalam penyediaan anggaran pembangunan negara kita di sektor pertanian dan irigasi yang selama bertahun-tahun mendapatkan anggaran yang besar,” paparnya.

“Begitulah, jika dalam tahun 1969 produksi beras kita hanya mencapai 12,2 juta ton, maka dalam tahun 1984 kita mencapai lebih dari 25,8 juta ton,” sambungnya.

Bantu Negara yang Kelaparan

Tak hanya berbicara kesuksesan Indonesia menjadi negara yang berhasil swasembada beras, pada forum dunia itu Soeharto memberikan bantuan dari para petani Indonesia berupa 100.000 ton beras untuk negara yang sedang dilanda kelaparan.

“Di depan sidang itu saat nyatakan, bahawa sebagai ungkapan rasa syukur kita, dan sebagai ungkapan simpati para petani Indonesia kepada sesama petani yang sedang bergumul dalam perjuangan memperbaiki nasib, maka para petani Indonesia secara bergotong-royong dan sukarela berhasil mengumpulkan gabah sebanyak 100.000 ton,” bebernya.

“Para petani Indonesia telah meminta kepada saya untuk menyerahkan gabah itu kepada FAO, untuk selanjutnya diteruskan kepada saudara-saudara mereka dengan keluarganya yang mengalami kelaparan di berbagai kawasan, khususnya di Benua Afrika,” sambungnya.

Menurut Soeharto, momen penyerahan bantuan dari petani Indonesia itu adalah untuk pertama kalinya, dimana dunia menyaksikan bantuan antar-petani.

“Hadirin di forum itu menyambut gembira sumbangan para petani Indonesia dengan bertepuk tangan. Para petani kitalah yang mendapatkan kehormatan itu,” ucap Soeharto.

Berkat keberhasilan Indonesia menjadi negara swasembada beras, pada Juli 1986, Jenderal FAO datang ke Jakarta untuk menyerahkan penghargaan dan memberikan medali emas FAO. Mereka juga memberikan sebutan kepada Soeharto sebagai lambang perkembangan pertanian internasional.

“Bbegeitulah pembangunan pertanian kita mencapai keberhasilan. Dan itu merupakan kerja raksasa bangsa kita secara keseluruhan,” jelasnya.

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Baru Nikah di Kabupaten Tangerang, Ini Sosok Ahmad Arif Si Pembunuh Wanita Paruh Baya dalam Koper

Berita Tangerang - Kamis, 25 April 2024, warga Cikarang,...

Formatang Minta Ratu Atut Mewakafkan Satu Keluarganya untuk Mengabdi di Kabupaten Tangerang

Berita Tangerang - Forum Masyarakat Tangerang atau Formatang meminta...

Airin Tolak Istilah ‘Borong Parpol’ saat Daftar Calon Gubernur Banten 2024-2029 di PKB

Berita Banten - Calon Gubernur Banten 2024-2029, Airin Rachmi...

Daftar Calon Gubernur Banten 2024 di PDI-P, Berkas Airin Langsung Dinyatakan Lengkap

Berita Banten - Airin Rachmi Diany resmi mendaftar Calon...