Safira (10) berlari kejar-kejaran di tepi Pantai Anyer, Kabupaten Serang, bersama tiga temannya. Sesekali mereka saling lempar pasir, kemudian masuk laut untuk membersihkan pasir yang mengenai tubuh.
Di pinggir pantai, perahu layar sudah berderet siap masuk ke lintasan. Tampak juga papan layar selancar. Hari itu, Sabtu, 28 September 2019 sedang digelar lomba perahu layar bertajuk Tukik Anyer Sailing Regatta 2019.
“Masih menunggu angin. Begitu angin datang kita langsung start,” kata Upang, petugas berseragam Basarnas yang juga aktif di Tukik Sailing Club, penyelenggara event tersebut.
Sejurus kemudian angin yang ditunggu-tunggu berhembus. Terdengar lewat pengeras suara, peserta lomba perahu layar diminta segera bersiap di depan perahu masing-masing. Safira kecil tampak siaga di depan perahu layarnya. Dia akan mengikuti kelas perahu layar optimis yang disiapkan untuk pemula.
Safira adalah siswa kelas tiga SDN Sirih Lor, Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang. Dia mengaku sudah dua tahun mengikuti latihan di Tukik Sailing Club. Dia bertekad ingin menjadi atlet perahu layar profesional.
Kasih Anastasya FL usianya lebih tua Safira. Dia pelajar kelas VII SMPN 1 Anyer, Kabupaten Serang. Sama seperti Safira, kasih adalah atlet perahu layar di Kabupaten Serang.
Karena usianya lebih tua, jam terbang Kasih juga lebih banyak dibanding Safira. Selain mengikuti lomba antar-daerah, Kasih pernah mengikuti lomba di Malaysia meski harus tersingkir tak masuk nominasi.
“Saingannya berat-berat waktu di Malaysia,” kata Kasih dalam perbincangan dengan BantenHits.com sebelum lomba dimulai.
Untuk mewujudkan keinginannya menjadi atlet berprestasi, Kasih setiap harinya harus membagi waktu belajar dan latihan.
“Latihan setiap hari setelah pulang sekolah,” jelasnya.
Selain Safira dan Kasih, ada juga empat anak lainnya asal Kabupaten Serang yang hari itu mengikuti lomba. Mereka semua adalah atlet profesional yang kerap mewakili daerah di berbagai perlombaan.
‘Pabrik’ Atlet Bernama Tukik
Meski, para anak-anak harapan ini tinggal di Kabupaten Serang, mereka kerap tampil untuk mewakili berbagai daerah yang memintanya menjadi wakil. Ada yang menjadi wakil untuk Tangsel, Cilegon, DKI Jakarta, hingga Jawa Barat.
Para atlet cilik perahu layar di Kabupaten Serang ini menggeluti olahraga air itu secara turun temurun dari keluarga mereka. Hal tersebut diakui Kasih.
Tukik Sailing Club yang lahir lebih dari satu dasawarsa ke belakang ini, secara mandiri terus membina anak-anak di sekitar Pantai Anyer untuk menjadi atlet perahu layar.
“Jadi kalau di daerah Bali mereka bisa bangga dengan surfing. Maka Pantai Anyer harus khas dengan perahu layar,” ungkap Noki, Ketua Panitia Tukik Anyer Sailing Regatta 2019 yang juga pengurus Tukik Sailing Club kepada BantenHits.com, Sabtu, 28 September 2019.
Sejak Tukik berdiri, setidaknya sudah banyak atlet profesional perahu layar yang dilahirkan. Namun, kiprah mereka lebih dihargai di luar daerah. Ami, adalah salah satunya. Pria yang menjadi instruktur di Tukik Sailing Club pernah diminta menjadi pelatih perahu layar di Singapura.
“Kami saat ini baru fokus membina anak-anak sekitar sini (Anyer) untuk memunculkan bibit atlet, khususnya olahraga laut atau windsurfing,” jelas Noki.
Pengembangan olahraga perahu layar ini, lanjutnya, tak hanya sekadar soal olahraga melainkan juga upaya untuk meningkatkan kembali ketertarikan wisatawan untuk mengunjungi Pantai Anyer.
“Kami ingin, para turis kalau mencari di mana lokasi olahraga laut windsurfing, ya di Pantai Anyer,” harapnya.
Noki berharap, seiring bermunculannya atlet berprestasi di Anyer, pemerintah daerah bisa memberikan dukungan agar atlet perahu layar bisa terus berkembang.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana