PLTU Kerap Disebut ‘Biang’ Polusi, Kenapa Kualitas Udara Banten Bisa Lebih Baik dari Jakarta?

Date:

FOTO ILUSTRASI: Kepulan asap hitam yang dikeluarkan salah satu cerobong milik PLTU II Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, beberapa waktu lalu sempat menuai protes keras masyarakat. (Dok.BantenHits.com)

Berita Banten – Kualitas udara di Provinsi Banten jauh lebih baik dibandingkan dengan DKI Jakarta, meskipun Banten lebih dekat dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU yang sering dianggap sebagai salah satu sumber pencemar udara.

Hal tersebut disampaikan Emrus Sihombing, seorang pakar komunikasi dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Karawaci, Kabupaten Tangerang, Banten.

Dilansir Suara.com, jaringan BantenHits.com, Emrus menyebut, banyak ahli lingkungan yang telah menyoroti buruknya kualitas udara di Jakarta akibat masalah di sektor transportasi yang belum terselesaikan.

Langkah-langkah Teknis

Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al Muktabar usai mengikuti Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) yang dipimpin Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto, Jumat, 25 Agustus 2023. Al Muktabar memaparkan langkah-langkah teknis yang dilakukan Pemprov Banten untuk menekan polusi. (FOTO: bantenprov.go.id)

Sebelumnya, dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) yang dipimpin Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto, Jumat, 25 Agustus 2023, Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al Muktabar menyebut, berbagai langkah teknis telah dilakukan Pemerintah Provinsi atau Pemprov Banten untuk menekan polusi dan peningkatan kualitas udara di Banten.

Langkah-langkah tersebut di antaranya uji emisi kendaraan bermotor, imbauan ke industri agar menggunakan penyaring cerobong asap, hingga surat edaran Work From Home (WFH) di Tangerang sebagai wilayah aglomerasi DKI Jakarta.

Rapat terkait dengan peningkatan kualitas udara di wilayah Jabodetabek ini digelar Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta. Hadir dalam acara tersebut Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian; Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono; Wakil Menteri BUMN, Rosan Perkasa Roeslani; sertabbeberapa pejabat Utama Kementerian dan Lembaga serta Kakorlantas Polri.

Al Muktabar mengungkapkan, Rakortas ini merupakan tindaklanjut dari arahan Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu. Pemprov Banten sendiri sudah melakukan berbagai langkah teknis dalam rangka peningkatan kualitas udara sebagaimana yang diarahkan dalam beberapa Rakortas sebelumnya.

“Termasuk himbau berupa Surat Edaran (SE) WFH kepada Bupati dan Walikota yang berada di wilayah aglomerasi seperti Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), terutama bagi pegawai Pemerintah dan BUMD,” kata Al Muktabar melalui keterangan resmi.

Selain itu, bagi dunia usaha serta swasta, Al Muktabar mengimbau agar melakukan kegiatan yang dapat mengurangi aktifitas yang bersifat mobile menggunakan alat transportasi yang menggunakan bahan bakar energi fosil yang kita semua sedang menggiatkan untuk pengurangan itu.

“Pemprov sudah menyosialisasikan dan mengimbau kepada industri agar menggunakan penyaring pada cerobong-cerobong asap buangnya sesuai dengan rekomendasi yang sudah ditentukan,” ujarnya.

Kemudian, tambah Al Muktabar, Pemprov Banten juga tengah gencar melakukan uji emisi kepada kendaraan-kendaraan yang bekerjasama dengan Kepolisian, baik tingkat Polda Banten maupun Polda Metro Jaya.

“Kita akan terus giatkan itu. Apalagi dalam waktu dekat ada agenda ASEAN Summit,” ucapnya.

Industri di Tangerang Stop Operasikan PLTU

Sementara itu, industri-industri di wilayah Tangerang, Banten, diklaim secara bersama-sama telah menghentikan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang mereka miliki dan beralih ke pasokan listrik dari PLN sebagai langkah untuk mengurangi polusi udara.

Manajer Electric Instrument di PT Polychem Indonesia, Taufan Prihadi mengatakan, mereka telah beralih menggunakan pasokan listrik dari PT PLN (Persero) setelah sebelumnya mereka menghasilkan listrik sendiri melalui PLTU dengan kapasitas 2×15 MW. Listrik ini digunakan untuk proses pembuatan bahan baku polyester, yaitu etilen glikol.

“Untuk mengurangi pencemaran udara, kami telah menghentikan penggunaan PLTU yang sebelumnya kami operasikan secara independen untuk mengurangi emisi,” kata Taufan Prihadi dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Sabtu, 26 Agustus 2023 dikutip Suara.com–jaringan BantenHits.com–dari Antara.

PT Polychem Indonesia merupakan salah satu pabrik penghasil kimia dan polyester terbesar di Kota Tangerang, Provinsi Banten. Dalam laman resmi mereka disebutkan, kegiatan produksi kimia PT Polychem Indonesia dilisensi Amerika, sementara produksi polyster dilisensi Jerman.

Menurut Taufan, selain tidak lagi menggunakan batu bara untuk menghasilkan listrik, secara operasional, perusahaan menjadi lebih efisien, karena biaya listrik sebelumnya mencapai hampir Rp10 miliar per bulan jika mereka tetap menggunakan pembangkit listrik mereka sendiri.

“Sekarang, menggunakan listrik dari PLN juga lebih ekonomis dari segi pengeluaran. Biaya listriknya lebih terjangkau dan tidak ada biaya perawatan. Ketika PLTU kami masih beroperasi, konsumsi batu bara kami sekitar 740 ton per hari,” tambahnya.

Manajemen perusahaan juga mendapatkan manfaat positif dari penggunaan listrik PLN, terutama karena kebijakan manajemen energi mereka sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai emisi net zero pada tahun 2060.

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related