Sungai Cisadane dan Cidurian Turun Debit, Begini Cara PDAM TKR Jaga Produksi Air Bersih Tetap Optimal

Date:

PDAM TKR
PDAM TKR saat menyalurkan air bersih ditengah kondisi cuaca yang memasuki musim kemarau. (Dok.BantenHits).

Tangerang- Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kerta Raharja atau PDAM TKR berkomitmen untuk memberikan pelayanan optimal dalam kondisi seperti apapun. Perusahaan air minum plat merah ini juga tak ingin masyarakat mengeluhkan produksi air bersih yang menurun ditengah musim kemarau yang melanda provinsi Banten.

Dibawah komando Rusdy Machmud, PDAM TKR tengah melakukan langkah-langkah konkret untuk mengatasi persoalan kekeringan yang melanda masyarakat Kabupaten Tangerang. Salah satunya dengan cara menggali sungai untuk membuat kanal agar air bisa masuk ke intake pengolahan hingga meminjam sejumlah pompa air berukuran besar ke Kementrian PUPR Melalui Ditjen Cipta Karya.

Pasalnya, belakangan ini  air di Sungai Cisadane dan Cidurian yang merupakan pemasok bahan baku air bersih PDAM TKR itu mulai turun debitnya.

“Kami terus melakukan koordinasi dengan Dinas Bina Marga dan BPBD Kabupaten Tangerang, agar terjadi koordinasi yang baik dan langkah yang benar untuk mengatasi kekeringan yang melanda wilayah ini. Hal itu dilakukan agar produksi air bersih dari PDAM TKR tetap terjaga dan pelayanan kepada pelanggan pun tetap normal,”kata Direktur PDAM TKR, Rusdy Machmud kepada wartawan.

Rusdy menerangkan akibat kemarau panjang saat i i membuat dua pelayanan Instalasi Kecamatan Kota (IKK) berhenti beroperasi, lantaran suplai air yang tidak bisa diolah alias kekeringan.

Dua IKK tersebut sambung Rusdy, masing-masing IKK Kronjo yang mengambil bahan baku air bersih dari Kali Cipasilian dan Pelayanan IKK Kresek yang sumber air baku dari Kali Cidurian.

“Bahan baku air dari kedua IKK ini sudah tidak memungkinkan lagi untuk dijadikan sebagai bahan baku air bersih, disamping kesulitan mengalirkan ke intek kedua IKK tersebut, kualitasnya sangat buruk,”jelasnya.

Sementara, Kepala Bagian Humas PDAM TKR Kabupaten Tangerang, Samsudin menambahkan meski dua IKK berhenti beropersi, namun untuk IKK Rajeg hingga saat ini masih berproduksi sekitar 25 liter per detik, IKK Mauk 15 liter per detik.

“Untuk Cabang Tigaraksa dan Teluknaga masih produksi sekitar 100 liter per detik yang seharusnya bisa produksi 200 liter perdetik. Sedangkan Untuk IPA Cisauk masih produksi 50 liter,”katanya.

Sedangkan, sambung Samsuddin Khusus IPA Cikokol produksi masih normal, namun air baku dari Cisadane kualitasnya menurun. Keadaan tersebut membuat produksi mengalami kesulitan.

“Selain kondisi air Kali Cisadane yang mulai surut, kualitasnya pun menurun. Meskipun saat ini kondisi Air Cisadane terliat jernih namun belum tentu air tersebut bersih. Jernih air Cisadane ini dikarena hijau dari lumut air, jadi agak susah untuk diolah,”pungkasnya.

“Jadi hanya dua IKK yang berhenti beroperasi. Untuk mengatasinya kita juga suplai air bersih ke wilayah tersebut,”sambungnya. (ADVERTORIAL)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related