Serang – Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Jauhariyah terdampak limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) perusahaan yang diduga mengalir di sungai Cidurian.
Aktivitas Ponpes yang terletak di Kampung Cibeureum, Desa Cikande, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, ini terganggu akibat limbah tersebut berserakan gegara terbawa banjir pekan lalu.
Ponpes yang dipimpin Ustadz Ade Kurniawan ini, lokasinya memang berdekatan dengan perusahaan kimia, seperti PT. Frans Putra Textile, PT. Sari Daya Plasindo, dan PT Tesika Cikande.
Humas PT. Frans Putera Textile, Muhayat mengatakan, perusahaan tempat ia bekerja beserta dua perusahaan lainya seperti PT. Sari Daya Plasindo dan PT. Tesika Cikande akan memperbaiki saluran yang tergerus air dengan membuat turap di sepanjang aliran dan pemadatan area yang tergenang.
Hal itu, menurutnya sebagai upaya pihak perusahaan untuk meminimalisir terjadinya banjir akibat luapan air Cidurian yang disertai air limbah B3 di lingkungan Ponpes.
“Tiga perusahaan bersedia memberikan kompensasi kesehatan buat para korban, dan akan memperbaiki saluran yang tergerus air dengan membuat turap sepanjang aliran dan pemadatan area yang tergenang,” kata Muhayat saat dikonfirmasi wartawan BantenHits.com, Jum’at, 12 Februari 2021.
Muhayat mengaku, PT Frans Putera Textile dan dua rekanan perusahaannya sejauh ini sudah bersinergi dengan baik antara Pemerintah Desa Cikande, Muspika Cikande serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Banten.
“Kami telah bersinergi dengan pihak-pihak terkait antara lain, PT Tesik, PT Frans Putera Textile dan PT SDP juga instansi Pemerintah Desa, Muspika dan DLH Provinsi Banten,” singkatnya.
Editor : Engkos Kosasih