Himata Desak Pemkab Tangerang Bertanggungjawab

Date:

Banten Hits.com– Himpunan Mahasiswa Tangerang (Himata), Selasa ()07/05/2013) siang mendatangi kantor Bupati Tangerang. Mereka mendesak Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk segera mengusut kasus perbudakan di industri rumahan pembuat kuali, di Kampung Bayur Opak, RT. 03/06, Desa lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang.

Para pengunjuk rasa dari Himata juga meminta, agar pengusaha menuntaskan hak-hak buruh di industri rumahan pembuat kuali tersebut.

Banten Hits.com– Himpunan Mahasiswa Tangerang (Himata), Selasa ()07/05/2013) siang mendatangi kantor Bupati Tangerang. Mereka mendesak Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk segera mengusut kasus perbudakan di industri rumahan pembuat kuali, di Kampung Bayur Opak, RT. 03/06, Desa lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang.

Para pengunjuk rasa dari Himata juga meminta, agar pengusaha menuntaskan hak-hak buruh di industri rumahan pembuat kuali tersebut.

“Kami juga meminta agar pemerintah menindak pengusahanya,” teriak pengunjuk rasa.

Fridal, koordintaor aksi menyatakan, Pemerintah Kabupaten Tangerang harus bertanggungjawab atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Kampung Bayur Opak, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang ini.

Fridal juga meminta, agar pemerintah Kabupaten Tangerang mau menemui perwakilan pengunjuk rasa untuk menyampaikan aspirasinya. Mereka mengancam, akan memaksa masuk dan mengerahkan massa yang lebih banyak jika mereka tak ditemui perwakilan dari Pemkab Tangerang.

“Kami akan kembali hari Jumat dengan massa yang lebih banyak,” ancam Fridal.

Dalam orasinya, pengunjuk rasa secara khusus meminta agar Pemerintah Kabupaten Tangerang menindak Kepala Desa Lebak Wangi Mursan Saeli, dan melarang Kepala Desa tersebut untuk mencalonkan kembali menjadi Kepala Desa Lebak Wangi.

Jika permintaan Himata tak digubris Pemkab Tangerang, Himata mengancam akan bertindak anarkis.

“Jangan salahkan kami apabaila kami bertindak anarkis, jika pemerintah membiarkan imbauan kami,” teriak pengunjuk rasa.

Para pengunjuk rasa juga menyatakan, tragedi kemanusiaan di  industri rumahan pembuat kuali bukan hanya kasus nasional tapi menjadi kasus internasional. Hal itu menurut pengunjuk rasa, sudah mencoreng nama baik Kabupaten Tangerang.

“Kami berharap, ini kasus pertama dan yang terakhir di Kabupaten Tangerang,” kata Fridal. (Rus)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related