Banten Hits – Kemarau panjang masih belum berakhir. Sejumlah petani tambak ikan di Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, terpaksa menganggur. Penghasilan tambak yang menjadi satu-satunya sumber penghidupan, kini terhenti sama sekali.
Wartawan Banten Hits Yogi Triandono melaporkan, hamparan tambak-tambak ikan milik petani tambak, kini berubah seolah tanah lapang. Kemarau panjang dan tak adanya saluran irigasi, membuat struktur tanah di tambak pecah-pecah.
Molin (28) salah seorang penjaga tambak ikan bandeng mengatakan, petani tak punya pilihan sama sekali selain menghentikan usaha tambaknya. Pasalnya, selain kemarau panjang air irigasi di sekitar tambak dipenuhi limbah.
“Mau gimana lagi, mau ambil air irigasi dari kali tapi kali banyak limbah. Yah jadi usaha (ikan)nya ditunda untuk sementara,” kata Molin, Senin (19/10/2015).
Molin menjelaskan, tambak ikan bandeng miliknya itu mampu menghasilkan 500 kilogram ikan sekali panen. Jika dikalikan harga ikan Rp 20.000, maka dia akan mendapatkan Rp 10 juta setiap kali panen. Namun, kini penghasilan rutin itu terhenti sama sekali.
“Panen biasa 500 kilo pertambaknya. Kalo di pelelangan ikan, (harga ikan bandeng) sekilonya bisa Rp 20 ribu. Kalo dipancingin sama yang hobi mancing bisa sampe Rp 35 ribu per kilo. Sekarang mah kosong gak ada ikan satu pun,” ungkapnya.
Molin kini hanya bisa berharap, hujan segera turun supaya tambak ikannya bisa teraliri air lagi. Selain itu, ke depan dia berharap saluran irigasi teknis di sekitar tambak bisa berfungsi dengan baik dan bebas dari limbah, supaya bisa tetap memenuhi kebutuhan air tambak.
“Kalo kering gini, paling ngarep kali bersih biar tambak bisa dialiri. (Karena air irigasi kotor), hanya nunggu hujan aja. Jadi usaha bisa jalan lagi, gak kaya sekarang, luntang lantung gini,” ucap Molin. (Rus)
