Banten Hits – Masyarakat di Kabupaten Lebak kerap kali mengeluhkan sulitnya mendapat elpiji 3 kg. Selain sulit diperoleh, harga gas bersubsidi tersebut diakui masih terbilang mahal.
Dinas Perindustrian dan Perdangan (Disperindag) Kabupaten Lebak mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak mengajukan penambahan kuota kepada Kementerian ESDM sebanyak 7 juta tabung per tahun. Hal ini mengacu kepada Surat Keterangan (SK) Menteri ESDM yang menyebut, Lebak berhak mendapatkan kuota gas bersubsidi sebanyak enam juta seratus lima puluh ribu tabung setiap tahun.
“Nah keputusan menteri ini tidak bisa dipenuhi oleh Pertamina,” kata Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Lebak Orok Sumana, Kamis (27/10/2016).
Pada realisasinya, Pertamina hanya mampu memasok 405.000 tabung setiap tahun.
“Belum lagi pembagiam tabung gas bersubsidi ini belum merata, sehingga terjadilah kelangkaan seperti ini,” jelasnya.
Sementara itu, Koordinator Agen Wilayah Lebak Dadi Jaenudin mengatakan, saat ini pemerintah meminta Pertamina untuk melakukan upaya penghematan.
“Kami disuruh untuk hemat oleh pusat. Kalau kami sebagai kepanjangantanganan Pertamina senang kalau tabung lebih banyak didistribusikan,” terangnya.
Menurutnya, pertamina dan pemerintah daerah tengah dibuat bingung oleh keputusan pusat. Satu sisi SK Menteri ESDM menyatakan Lebak berhak mendapat6 juta tabung setiap tahun, tapi Pertamina diminta untuk hemar.
“Satu-satunya cara ya kita siasati bagaimana tabung bersubsidi ini bisa benar-benar tepat sasaran. Masyarakat yang berpenghasilan lebih dari Rp2 juta kami harapkan tidak lagi menggunakan elpiji 3 kg,” pintanya.(Nda)