Jokowi Klaim Sudah Tak Ada Konflik Agraria, Faktanya Ada 1.377 Letusan Konflik selama 2015-2018

Date:

Tuntut Warga Lokal Dipekerjakan, Proyek Pembangunan Tol Serang-Panimbang Didemo
Warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Pembangunan Lebak Bersatu atau Ampel Satu, menggeruduk proyek pembangunan Tol Serang-Panimbang. Terungkap dalam Cek Fakta, pembangunan infrastruktur masih menimbulkan konflik agraria.(Banten Hits/ Fariz Abdullah)

Jakarta – Debat Capres kedua digelar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Minggu malam, 17 Februari 2019. Debat mengusung tema mengenai energi dan pangan, sumber daya alam, lingkungan hidup, serta infrastruktur.

BACA JUGA: Enam Pernyataan Jokowi di Debat Capres Kedua yang Ternyata Tak Sesuai Fakta

Dalam debat, calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo alias Jokowi menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur 191 ribu kilometer jalan-jalan di desa hakikatnya untuk kepentingan rakyat di bawah.

Menurut Jokowi selama 4,5 tahun pembangunan infrastruktur tak menimbulkan konflik pembebasan lahan, karena pemerintah menerapkan ganti untung bukan ganti rugi.

Dalam penelusuran Cek Fakta viva.co.id, penelilti Auriga, Iqbal Damanik mengatakan, tidak benar bahwa pembangunan infrastruktur tidak menyebabkan konflik.

Berdasarkan catatan tahunan Konsorsium Pembaruan Agraria 2017 maupun 2018, konflik akibat infrastruktur justru menempati posisi ketiga ketimbang pembangunan di bidang SDA lainnya.

Dari catatan tersebut, sebanyak 208 konflik agraria telah terjadi di sektor ini sepanjang tahun 2017, atau 32 persen dari seluruh jumlah kejadian konflik.

Sektor properti menempati posisi kedua dengan 199 (30%) jumlah kejadian konflik. Posisi ketiga ditempati sektor infrastruktur dengan 94 konflik (14%), disusul sektor pertanian dengan 78 kejadian konflik (12%). Selanjutnya sektor kehutanan dengan jumlah 30 (5%) konflik, sektor pesisir dan kelautan sebanyak 28 (4%) konflik, dan terakhir sektor pertambangan dengan jumlah 22 (3%) kejadian konflik yang terjadi sepanjang tahun 2017.

Dengan begitu, selama tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK (2015-2017), telah terjadi sebanyak 1.361 letusan konflik agraria. Sementara tahun 2018 konflik lahan terkait infrastrukut dicatat sejumlah 16 kasus. Jadi total letusan konflik selama 2015-2018 ada 1.377 konflik.

Hal yang sama juga terjadi pada pembangunan PLTU di Teluk Sepang Bengkulu, di mana terjadi penolakan masyarakat. Selain itu, lahan pertanian masyarakat banyak yang tergusur dan menyebabkan rusaknya tanaman.

“Yang paling tragis terjadi pada Pembangunan Geotermal di Gunung Talang, Solok Selatan, Sumatera Barat. Konflik yang terjadi menyebabkan masyarakat Gunung Talang berhadapan dengan hukum dan sudah ada yang dipenjara,” kata Iqbal.

Editor: Darussalam Jagad Syahdana

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Ketika Pj Gubernur Harus Hitung Sendiri Uang Santunan untuk 13 Penyelenggara Pemilu di Banten yang Wafat

Berita Banten - Pelaksanaan Pemilu 2024 di Banten berlangsung...

Anggota KPPS di Kadipaten Cilegon Meninggal Dunia Diduga Kelelahan

Berita Cilegon - Santo (23) warga Lingkungan Kadipaten, Kelurahan...

Ramai Nama Baru Kalahkan Suara Mantan Gubernur Banten di Real Count Sementara KPU

Berita Banten - Real count hasil Pemilu 2024 KPU...

Real Count KPU Hampir 50 Persen, Airin Rachmi Diany Caleg DPR RI Paling Digdaya di Banten

Berita Banten - Airin Rachmi Diany menjadi Calon Anggota...