Serang – Imam Besar Front Pembela Islam Muhammad Rizieq Shihab tiba di Indonesia, Selasa, 10 November 2020.
Kedatangannya disambut ribuan pendukungnya. Bahkan, menjadi sorotan utama sejumlah media massa.
Terkait kepulangan Rizieq Shihab, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin mengaku tidak ada pesan yang spesial.
Namun Ngabalin menginginkan semua warga Indonesia selalu menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara yang rukun dan damai demi tegaknya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebab, menurut Ngabalin, cara umat beragama adalah pola yang menjadi bagian dari upaya untuk kepentingan bangsa dan negara. Namun ia mengajak agar bersama-sama menjaga keberagam itu yang telah diwariskan oleh para pendahulu negeri ini.
“Saya juga mau, supaya kita sama-sama pemerintah itu bisa silih berganti setiap lima tahun. Tapi negeri ini harus dijaga bareng-bareng,” tuturnya.
Bagi pria kelahiran Irian Barat ini, Habib Riziq Shihab tidak ada masalah kepulangannya ke Tanah Air. Bahkan, semenjak Imam Besar FPI ditahan di Arab Saudi pun ia bersedia untuk mengurus kepulangan habib yang diagung-agungkan oleh pengikutnya itu.
“Dari dulu saya sudah bilang, kalau tidak ada yang bisa ngurus pulang saya mau ngurus pulang. Saya orangnya. Tapi waktu itu dibantah oleh teman-teman FPI,” ujarnya.
Ia menyadari, bahwa Republik Indonesia adalah negara hukum maka setiap warga negara memiliki hak dan kedudukan yang sama di negeri ini mau siapapun orangnya.
“Jadi no problem, normal aja. Negara ini juga berjalan dengan baik dan pemerintahannya juga baik. Tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan, semuanya berjalan dengan baik,” klaim mantan anggota Komisi I DPR RI periode 2004-2009 itu.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana