300 Rumah di Kab. Tangerang Terendam Banjir; BPBD Bawa-bawa Lebak dan Bogor

Date:

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tangerang Kosrudin Saat Meninjau Banjir di Wilayah Kecamatan Gunung Kaler. (Istimewa)

Tangerang- Lebih dari 300 rumah di 4 Kecamatan Kabupaten Tangerang terendam banjir. Penyebabnya luapan sungai Cidurian dan Cimanceuri.

Kedua sungai itu meluap setelah hujan deras mengguyur nyaris seharian.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang Kosrudin menuturkan, bencana banjir di 4 kecamatan tersebut terjadi di 9 desa, 5 desa di wilayah Kecamatan kresek yaitu Desa Kresek, Patrasana, desa Pasir Ampo, Renged, dan desa Koper. 

Kemudian, 2 Desa di kecamatan Gunung Kaler yakni desa Kandawati dan desa Sidoko, 1 desa di Pagedangan yakni Desa Malang Nengah, dan 1 Desa di Kronjo yakni Desa Cirumpak. 

“Saya belum punya data validnya yah, tapi sekitar 300 rumah atau KK (kepala keluarga) seluruhnya yah yang terdampak banjir dari 9 titik tadi,” Terang Kosrudin kepada BantenHits.com, Senin, 8 Februari 2021.

Dari 4 kecamatan tersebut, lanjut Kosrudin, banjir terparah terjadi di dua kecamatan yakni di Kecamatan Kronjo dan Pagedangan dengan ketinggian air mencapai 50 centimeter. 

Sementara, untuk lima desa di Kecamatan Kresek debit air berangsur menurun setelah sebelumnya sempat mencapai satu meter. 

“Untuk yang berasal dari luapan kali Cidurian yaitu Kresek dan Gunung Kaler ini sudah mulai menurun, kemudian kalau di Cirumpak Kronjo masih naik itu berasal dari Cimanceuri, kemudian yang di Malang Nengah juga tadi siang itu naik,” tuturnya.

Menurut Kosrudin, ada dua faktor penyebab banjir di wilayah Kabupaten Tangerang, yang pertama dikarenakan intensitas curah hujan yang tinggi di dua wilayah yakni Lebak dan Bogor yang membuat aliran sungai Cidurian dan Cimanceuri meluap. 

Masih menurut Kosrudin, faktor yang kedua disebabkan sungai-sungai alam yang melintas di wilayah Kabupaten Tangerang belum terpelihara dengan baik dan terjadi pendangkalan, sehingga saat curah hujan tinggi air sungai mudah meluap ke permukaan. 

“Ini penyebabnya intensitas curah hujan yang tinggi di daerah Lebak dan Bogor, bukan di kita nih ini (banjir) kiriman. Selain itu perlu ada revitalisasi aliran sungai,” Ujarnya 

Ia menambahkan, meski di beberapa titik air sudah mulai masuk ke pemukiman warga namun situasi masih kondusif. Pihaknya juga belum mendirikan posko pengungsian karena belum adanya permintaan dari warga. 

“Baru dapur umum saja ada di Kresek itu dari dinsos, kalau pengungsian tidak ada, tidak ada yang minta ngungsi karena mereka mayoritas sudah terbiasa terkena banjir dan ini (banjir)[tidak terlalu besar mereka cukup di rumah sodaranya atau memilih bertahan,” Pungkasnya.

Editor: Fariz Abdullah

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Jajaki Koalisi untuk Banten yang Lebih Baik, Dua Perempuan Nakhoda Partai Besar Gelar Pertemuan di Tanggal Cantik

Berita Banten - Penjajakan koalisi untuk menghadapi Pilkada Serentak...

Ada PJU Mati di Kota Tangerang? Hubungi Kontak-kontak Ini Agar Cepat Ditangani!

Berita Tangerang - Buat warga yang mendapati lampu penerangan...

Indonesia Emas 2045 Jadi Fokus, Ini Cara Ratu Tatu Padukan RPJPD dengan RPJPN

Berita Serang - Indonesia Emas 2045 menjadi fokus Rencana...

Dukungan Polri ke Kementan untuk Wujudkan Swasembada Pangan Jadi Energi Baru Pertanian

Berita Jakarta - Kementerian Pertanian dan Kepolisian Republik Indonesia...