Temuan Ombudsman di Pelabuhan Ciwandan; Harga Tiket Manual Mahal, Pemudik Duduk di Pelataran Kapal Beralas Tikar

Date:

Salah satu buffer zone atau rest area di Pelabuhan Ciwandan yang dilengkapi tenda tampak dipadati pemudik. (FOTO: Dok. Ombudsman Banten)

Berita Banten – Ombudsman RI Perwakilan Banten menemukan sederet masalah pelaksanaan mudik Lebaran 2024 di Pelabuhan Ciwandan. Temuan tersebut didapati setelah Tim Ombudsman Banten melakukan pemantauan sepanjang Sabtu-Minggu, 6-7 April 2024.

Di antara sederet masalah yang ditemukan Ombudsman RI adalah terkait harga tiket manual yang jauh lebih mahal dibandingkan tiket online. Sementara, pemudik kesulitan membeli tiket secara online.

“Dari Pemantauan yang dilakukan secara langsung oleh Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Banten yang dimanfaatkan juga untuk berinteraksi dengan pemudik, Ombudsman menerima banyak keluhan masyarakat di antaranya terkait terkendalanya pembelian tiket secara online melalui aplikasi Ferizy,” kata Ketua Ombudsman RI Perwakilan Banten, Fadli Afriadi melalui keterangan tertulis kepada BantenHits.com.

Kesulitan membeli tiket secara online, lanjutnya, sudah dialami pemudik sejak Sabtu malam hingga pagi. Akibatnya, pemudik tidak bisa membeli tiket melalui aplikasi tersebut dan terpaksa membeli tiket secara manual.

“Pemudik yang akhirnya membeli tiket melalui jasa penjualan tiket yang ada di sepanjang jalan menuju pelabuhan Ciwandan. Pemudik membeli tiket dari jasa penjual tiket dengan harga Rp 90.000,” ungkapnya.

“Padahal jika membeli tiket secara online, harganya hanya Rp 62.000 jadi ada selisih Rp 28.000,” sambungnya.

Berdasarkan pemantauan Ombudsman, di dalam Pelabuhan Ciwandan terlihat buffer zone atau rest area yang disediakan dilengkapi tenda untuk beteduh hanya berkapasitas 2.000 pemotor. Padahal pemudik yang datang melebihi kapasitas, sehingga antrian mengular di sepanjang halaman pelabuhan tanpa dilengkapi dengan tenda pelindung dari teriknya matahari maupun hujan.

“Di dalam tenda buffer zone sendiri, listrik beberapa kali mengalami pemadaman sehingga blower untuk pendingin di dalam tenda dalam kondisi mati. Pemudik yang sedang mengantre di dalamnya mengeluhkan panas dan tidak sedikit yang kelelahan sehingga harus dibawa ke Posko Kesehatan untuk mendapatkan perawatan,” bebernya.

Selain itu, masyarakat juga mengeluhkan lamanya waktu menunggu untuk masuk ke dalam kapal karena tak adanya kepastian waktu keberangkatan. Terlebih, terhitung mulai tanggal 6 April 2024 malam, Pelabuhan Ciwandan juga dapat menerima pemudik menggunakan mobil pribadi.

“Tim Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Banten juga melakukan pemantauan langsung ke dermaga pemberangkatan, dimana sepanjang dermaga tidak ada pagar pengaman langsung ke laut,” terangnya.

“Di salah satu Kapal yang digunakan untuk menyebrang, dimana terlihat Kapal tersebut penuh dengan pemudik namun fasilitas yang disedikan di dalamnya kurang memadai dengan jumlah pemudik di dalamnya sehingga pemudik duduk di pelataran Kapal beralaskan tikar,” lanjutnya.

Dari hasil pemantauan tersebut, Ombudsman RI Provinsi Banten meminta, apa yang terjadi pada mudik Lebaran 2024 ini jadi bahan evaluasi bagi pihak berwenang.

“Apa yang terjadi pada musim mudik tahun ini, harus jadi bahan evaluasi seluas-luasnya bagi para pihak yang berwenang. Apakah Pelabuhan Ciwandan ini akan dimanfaatkan untuk arus mudik kembali? Karena jika dikaitkan dengan pelayanan publik maka apa yang terjadi saat ini jauh dari pelayanan prima,” tegas Fadli.

“Namun jika memang di tahun ke depan Pelabuhan Ciwandan akan kembali difungsikan untuk pemudik maka harus benar-benar di pastikan bahwa masyarakat mendapatkan haknya dengan baik,” sambungnya.

Fadli pun menyarankan, koordinasi antar semua pihak harus lebih ditingkatkan dan ASDP perlu melakukan perbaikan dari segala sisi.

 

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related