Puskesmas di Lebak Membiarkan Pasien Kritis Pulang Naik Ojek

Date:

Puskemas di Lebak
Ilustrasi. (harapanrakyat.com)

Lebak – Pelayanan prima di bidang kesehatan masih menjadi tugas berat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak. Terutama pelayanan di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), agar kejadian yang dialami Imamudin (30) seorang warga di Kampung Bingbin, Desa Cigoong Utara, Kecamatan Cikulur tak lagi dialami oleh pasien lainnya.

BACA JUGA: Ditolak Puskesmas Labuan karena Bau, Pasien Pembusukan Dubur Tergolek di Angkot

Dirawat di Puskesmas Pamandegan, Imamudin harus pulang ke rumahnya dalam keadaan kritis. Mirisnya, ia harus pulang menaiki ojek dengan kondisi hujan lebat. Tak lama setelah tiba di rumahnya, Imamudin meninggal dunia. Pihak puskesmas tak bisa mengantar Imamudin menggunakan ambulans dengan alasan tak ada sopir dan bensin.

“Saya nangis liat suami disuruh pulang dalam kondisi kayak gitu. Saya udah mohon agar bisa diantar ambulans karena kondisinya hujan lebat,” kata Maesyaroh, Rabu (21/2/2018).

Imamudin yang mengalami sakit paru-paru dibawa oleh keluarganya pada tanggal 5 dan 6 Februari 2018 ke Puskesmas Pamandegan. Bolak-balik dibawa ke puskesmas, dokter tak kunjung ada. Baru pada keesokan harinya, Imamudin ditangani dokter.

“Tapi oleh dokter diberikan obat lain sambil menunggu obat untuk paru-paru yang belum datang,” kata Kelapa Desa Cigoong Utara, Anang.

BACA JUGA: DPRD Serang Minta Penjelasan Puskesmas Terkait Pasien Dibawa Pakai Pick Up

Kemudian pada keesokan harinya, Imamudin menebus obat untuk 15 hari. Namun, tepat satu pekan , Imamudin mengalami muntah-muntah. Berbekal kartu Jamkesmas, keluarga kembali membawa Imamudin ke puskesmas dan mendapat penanganan infus dan pemberian oksigen. Malang, baru beberasa saat oksigen habis dan menyebaban kondisi Imamudin kritis.

“Yang saya sesalkan tidak ada upaya puskesmas untuk mendatangkan oksigen, kalau sudah habis ya habis saja, padahal pasien saat itu sangat membutuhkan,” tutur Anang.

Tak lama setelah itu, cairan infus juga habis. Pihak keluarga meminta kepada petugas, namun oleh petugas pihak keluarga dipersilahkan pulang dengan membawa surat rujukan ke dokter poly RSUD.

“Karena waktu itu hujan deras, keluarga pasien minta diantar menggunakan ambulans. Tapi petugas beralasan tidak ada sopir dan tidak ada bensin,” ungkap Anang.

Buruknya pelayanan Puskesmas Pamandegan membuat warga emosi dan nyaris mendatangi, namun beruntung hal itu bisa dicegah. Kepala Puskesmas Pamandegan, Syaeful Mubarok, belum menjawab konfirmasi awak media.(Nda)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related