Tumbuh Kembang Anak di Kabupaten Pandeglang Terancam

Date:

Banten Hits – Pertumbuhan anak-anak di Kabupaten Pandeglang. Faktornya, disebabkan tingkat konsumsi garam beryodium masyarakat yang rendah. Kurangnya konsumsi garam beryodium akan berpotensi buruk terhadap anak. Bahkan, tumbuh kembang fisik anak akan terancam kerdil.

Dari hasil survei keluarga dan pasar pada tahun 2014 lalu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang mencatat, dari 335 Desa di Pandeglang, baru 45 persen masyarakatnya yang memiliki kesadaran mengkonsumsi garam yodium.

“Daya konsumsi garam beryodium yang rendah ini mengancam pertumbuhan anak-anak yang berpotensi dan mengancam pertumbuhan fisik anak yang kerdil. Bahkan, kekurangan garam beryodium juga mengakibatkan kondisi janin ibu hamil menjadi cacat,” kata Kepala Seksi (Kasi) Gizi dan Usia Lanjut Dinkes Pandeglang, Ika Rostikamarliah, kepada Banten Hits, kemarin.

Kata dia, kecerdasan bayi dimulai pada 1.000 hari sejak ia memulai kehidupan. Artinya, konsumsi yodium harus dimulai sejak ibu dalam masa melahirkan agar bayi yang dikandungnya dapat tumbuh optimal hingga usia 2 tahun. Sementara saat ini, banyak masyarakat dan ibu melahirkan yang tidak menyadari akan pentingnya garam beryodium.

“Banyak masyarakat yang belum sadar. Padahal, kandungan yodium tidak hanya terdapat pada garam, melainkan juga banyak terkandung dalam ikan laut. Kita lihat anak-anak di wilayah Panimbang yang notabennya daerah penghasil ikan, tetapi anak-anak nelayan banyak yang gizi buruk,” urainya.

Menurutnya, faktor ketidaktahuan masyarakat menjadi penyebab terbesar rendahnya daya konsumsi garam beryodium. Hal tersebut diperparah masih minimnya pedagang di Pandeglang yang menjual garam maupun bahan makanan yang mengandung yodium.

Belum adanya regulasi tegas dari Pemkab tentang garam beryodium juga menambah buruk kondisi tersebut. Padahal, di sejumlah daerah sudah mengelurkan aturan tentang peredaran dan konsumsi garam yodium.

“Kalau kita sudah membentuk satu jejaring peredaran garam beryodium, maka pintunya adalah di perdagangan. Jadi perdagangan bisa memeriksa, garam-garam beryodium itu,” ucapnya.

Ia mengaku, Dinkes sudah mendorong pembentukan regulasi yodium setiap tahunnya kepada Pemkab, namun hingga saat ini tidak ada kejelasan terkait hal tersebut. Namun demikian, Dinkes selalu melakukan sosialisasi pentingnya mengkonsumsi garam beryodium. Hanya saja, Dinkes berharap agar sosialisasi tersebut tidak hanya dilakukan oleh bidang kesehatan semata.

“Lintas sektor lain dari unsur Pemerintahan maupun masyarakat diminta untuk dapat bersinergi guna meningkatkan konsumsi yodium di masyarakat. Lintas sektor juga harus bersama-sama membangun jejaring pengawasan garam beryodium, artinya harus dengan provinsi juga. Karena kita bukan penghasil yodium,” pungkasnya. (Nda)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related