Membangkitkan Lagi Kejayaan Islam lewat Jiwa Santri dan Heroisme Saifudin Al Qutuz

Date:

Pentas Seni Akbar SMA CMBBS dengan penampilan drama Ain Jalut
Pentas Seni Akbar di SMA CMBBS menampilan Drama Ain Jalut yang berkisah tentang kehebatan tokoh Muslim Saifudin Al Quthuz. (BantenHits.com/ Engkos Kosasih)

Kemegahan dan kejayaan Baghdad sebagai kerajaan Islam terbesar di dunia, ditampilkan dalam Pentas Seni Akbar yang digelar siswa-siswi SMA Cahaya Madani Banten Boarding School atau CMBBS, Kabupaten Pandeglang, Sabtu malam, 27 Oktober 2018. Pentas juga menampilkan bagaimana kejatuhan Baghdad merupakan peristiwa sangat tragis dalam sejarah kemanusiaan.

Selama 500 tahun bertahta dengan segala kebesarannya, Kekhalifahan Abbasiyah Baghdad luluh lantak dihancurkan pasukan Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan. Dalam berbagai literatur yang masyhur disebutkan, 1,8 juta kaum muslimin yang berada di Kota Baghdad disembelih dan kepalanya disusun menjadi gunung tengkorak sebagai peringatan bagi negara-negara yang melawan kekuatan Mongol. Sejak pembantaian itu selama 3,5 tahun umat Islam hidup tanpa Khalifah.

Kecemasan tak hanya melanda kaum Muslimin yang saat itu hanya tersisa tiga kerajaan–yakni Mekkah, Madinah, dan Mesir–melainkan juga kerajaan-kerajaan Eropa.

“Bagaimana kerajaan sehebat Baghdad bisa dihancurkan dengan mudah oleh Laskar Mongol itu? Bagaimana jika mereka datang ke Eropa? Apa yang harus kulakukan?” ungkap Raja Eropa dalam pentas tersebut.

Seperti yang jamak diketahui, peristiwa berlatar pertempuran Laskar Mongol dengan kerajaan Islam yang tersisa memunculkan tokoh sentral Saifudin Al Qutuz. Peristiwa pertempuran pasukan Laskar Mongol yang barbar dengan Kerajaan Mesir di bawah komando Al Qutuz dikenal dengan peristiwa Ain Jalut, merujuk ke nama lokasi yang menjadi medan pertempuran akbar tersebut. Nama Ain Jalut inilah yang kemudian dijadikan judul drama di CMBBS.

Saifudin sejak kecil adalah santri. Frase santri disematkan merujuk pada definisi yang ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia, di mana santri adalah orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh atau menjalankan syariat Islam dengan kesungguhan. Selain kekuatan fisik dan taktik perang yang mumpuni, kesalehan inilah sesungguhnya kekuatan Al Qutuz.

Lalu pesan moral apa yang bisa dipetik dari peristiwa Ain Jalut, Saifudin Al Qutuz, dan kejatuhan Baghdad?

Ketua Umum Angkatan ke-13 SMA CMBBS Ardiansyah Aria Kusuma mengatakan, Pentas Seni Akbar yang rutin digelar setiap satu tahun sekali pada akhir bulan Oktober bertujuan menumbuhkan semangat pemuda.

“Kami mengangkat tema seperti ini, untuk menggugah hati dan pemikiran remaja Islam yang moralnya sudah turun belakangan ini. Sehingga dengan tema seperti ini pemuda-pemudi Islam khususnya di sekolah ini bangkit lagi jiwa islaminya,” katanya.

Ia berharap dengan cerita-cerita yang dibawakan melalui drama tersebut dapat kembali memotivasi para pemuda muslim untuk terus berkembang dan dapat mempertahankan moral keislamannya.

“Saya berharap dengan ini dapat menumbuhkan moral pemuda Islam dapat kembali seperti dulu terutama dalam mempertahankan kedaulatan serta nilai-nilai Islam,” harapnya.

Kepala SMA CMBBS Jubaedi mengaku, di CMBBS ada banyak kegiatan rutinitas selain kegiatan minat dan bakat seperti yang di gelar, namun ada juga kegiatan yang mengarahkan para siswa untuk tetap memiliki rasa sosial dengan melakukan bakti sosial.

“Bisa dikatakan kegiatan ini sebuah aplikasi juga dari proses yang mereka pelajari di dalam kelas untuk menumbuhkan minat dan bakat mereka,” katanya.

“Kami berharap agar kegiatan ini bisa bermanfaat bagi semua kalangan terutama peserta didik dengan demikian bisa menumbuhkan minat dan bakat agar lebih baik lagi, juga pengetahuan serta skill yang di perolehan akan lebih baik ke depannya,” tambahnya.

Drama Ain Jalut yang dipentaskan di SMA CMBBS disaksikan ribuan penonton yang nampak antusias menyimak dan setiap fragmen dalam alur ceritanya. Semoga, sejarah kelam kejatuhan Islam dan kebangkitannya lagi dengan jiwa santri Saifudin Al Qutuz mampu menjadi inspirasi…(Darussalam J.S)

Author

  • Engkos Kosasih

    Memulai karir jurnalistik di BantenHits.com sejak 2016. Pria kelahiran Kabupaten Pandeglang ini memiliki kecenderungan terhadap aktivitas sosial dan lingkungan hidup.

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Mau Tahu Ragam Produk Batik Khas Kota Tangerang? Datanglah ke Kampung Batik Kembang Mayang!

Berita Tangerang - Bagi Anda yang ingin mengetahui ragam...

Menyibak Masa 1696 di Jakarta; Warganya Telah Melek Aksara dan Banten Jadi Penyuplai Buku-buku Agama

Berita Banten - Ahkmat bin Hasba, seorang ulama menyampaikan...

Cerita 420 Tahun Silam di Banten; Ketika Api ‘Akrab’ Melanda Pusat Niaga

Berita Banten - Kondisi sosial di Banten 420 tahun...

Mencecap Kopi sambil Menikmati Suasana Khas Jawa di Kedai Kopi Taraka

Berita Tangerang - Suasana khas Jawa sangat kental terasa...