Lagi-lagi, Pelayanan RSUD Kabupaten Lebak Dikeluhkan

Date:

Banten Hits – Keluhan masyarakat terhadap pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Adjidarmo Rangkasbitung, Kabupaten Lebak sepertinya tak pernah lenyap. Kendati kerap mendapat kritik dan sorotan dari berbagai elemen karena pelayanannya yang dinilai buruk, hingga dipanggil oleh DPRD setempat, namun keluhan dari masyarakat keluarga pasien terhadap Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah tersebut masih saja terus terulang.

Kali ini keluhan tersebut datang dari keluarga Nabila bocah sepuluh tahun, warga Kampung Kadagelan, Desa Karyajaya Kecamatan Cimarga, Lebak yang terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Awalnya, petugas medis melakukan pengambilan sampel darah terhadap Nabila yang masuk ruang IGD, Rabu (30/12/2015), sekira pukul 09.00 WIB. Namun, hampir lima jam berlalu Nabila tidak menerima penanganan perawatan lanjut oleh petugas medis.

“Baru sekitar jam setengah dua lewat setelah hasil lab darah keluar, anak saya diberikan infusan,” kata Yayat orang tua Nabila.

Namun, usai mendapatkan hasil darah dari lab, ia harus menunggu tanpa diberikan kepastian jelas kapan anaknya mendapatkan ruang perawatan. Lantaran khawatir dengan kondisi buah hatinya, Yayat menanyakan kepada salah satu perawat ihwal ruangan rawat tersebut.

“Saya coba tanya ke salah satu perawat, tapi dia bilang tidak ada,” ucapnya.

Lantaran sedikit banyak mengetahui bagaimana kinerja Rumah Sakit, Yayat memutuskan untuk melihat sendiri ke ruang Flamboyan, yang merupakan ruang khusus rawat anak. Sesampainya di ruangan tersebut, Yayat mendapati ada ruangan yang kosong.

Sekembalinya Yayat dari ruang Flamboyan, Kepala Ruangan justru menantang dirinya untuk membuktikan ucapannya yang menyebut bahwa masih ada ruang rawat kosong. Setelah di cek bersama-sama, Kepala Ruangan justru berkilah kosongnya ruangan rawat inap karena baru saja ditinggal pasien nya yang sudah pulang.

Lanjut Yayat, seraya berkata dengan nada ketus, Kepala Ruangan tersebut justru miminta agar dirinya tidak lagi mengecek ruangan dengan cara yang ia lakukan.

“Kalau ada apa-apa tanya dong pak, jangan cek sendiri begitu,” tuturnya menirukan ucapan sang Kepala Ruangan.

Tak lama berselang, Kepala IGD dr Rifki menjanjikan bahwa Nabila akan secepatnya mendapatkan ruangan. Ia juga membantah, jika petugasnya sengaja menyembunyikan ruangan rawat inap tersebut.

Rifki mengaku, pihaknya selalu berupaya memberikan pelayan terbaik kepada pasien demi menghilangkan pandangan miring terhadap pelayanan RSUD.

“Jujur sedikit demi sedikit saya akan mencoba menghilangkan pandangan kurang baik itu,” terangnya.

Namun lantaran tak juga menentu, Yayat akhirnya memindahkan anaknya ke Rumah Sakit Misi Rangkasbitung.

“Saya khawatir dengan kondisi anak saya, udah lama tidak dapat juga ruangan dan tidak ada kepastian, makanya sekitar jam 3 saya pindah ke Misi,” sesalnya.

Sementara itu, Humas RSUD Adjidarmo Budi Ruswandi kepada wartawan menyatakan, jika hal itu terjadi karena adanya kesalahpahaman. Ia berjanji pihaknya akan terus berupaya memperbaiki pelayanan di RSUD.

”Mungkin itu hanya mis komunikasi saja.  Pada prinsipnya, kami terus berupaya memperbaiki dan mengevaluasi khusunya dalam persoalan pelayanan agar bisa benar-benar memuskan masyarakat,” pungkasnya.(Nda)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related