Tingkatkan Kinerja Sopir Sampah, DKP Kota Tangerang Terapkan Silacak dan Sitimbang

Date:

Banten Hits – Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Tangerang menerapkan Aplikasi Silacak dan Sitimbang. Kedua aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja sopir sampah serta meningkatkan kedisiplinan.

Kepala DKP Kota Tangerang, Ivan Yudhianto menerangkan, Silacak merupakan sistem untuk mengelola informasi pergerakan armada pengangkut sampah. Sementara Sitimbang, merupakan sistem utama dalam proses penimbangan sampah melalui jembatan timbang di TPA Rawa Kucing.

“Termasuk juga jumlah sampah yang masuk ke TPA Rawa Kucing.

Misalnya, setiap armada truk yang akan membuang sampah ke TPA akan melewati jembatan timbang untuk diukur jumlah sampah yang terangkut di truk tersebut,” ujar Ivan, kemarin.

Jika sampah yang akan dibuang tidak sesuai dengan kuota atau kapasitas muatan, maka armada truk tersebut tidak bisa membuang sampah dan harus melakukan pengangkutan kembali ke wilayah.

Untuk pemantauannya, DKP sudah memasang kamera yang memotret setiap hasil perhitungan di jembatan timbang, termasuk muatan sampah yang dibawa. Bahkan, sopir armada truk pun difoto untuk memastikan tak ada pergantian tugas di tengah jalan.

“Kamera di jembatan timbang memotret beberapa sisi seperti supir, armada truk, muatan sampah hingga hasil pengukuran. Hal ini untuk peningkatan kedisiplinan petugas,” terang Ivan.

Sementara, Silacak yakni memantau ergerakan armada sampah yang telah dipasangi Global Positioning System (GPS). Dari total 177 armada sampah, sudah 75 armada yang dipasangi GPS dan akan terpasang semua pada tahun mendatang.

“Pemasangan GPS ini untuk memantau pergerakan truk sampah di wilayah dan tak menyasar ke wilayah lainnya,” jelas Ivan.

Selain itu, tambah Ivan, armada truk pun dipasangi Radio Frequency Identification (RFID) yang berfungsi untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Hal ini terkait dengan jumlah BBM yang akan diterima setiap armada karena disesuaikan dengan jarak tempuh armada truk tersebut beroperasi.

“Jadi, RFID ini menentukan jumlah kuota BBM yang diterima setiap armada truk. Misalnya, armada truk yang beroperasi di wilayah Ciledug dan Neglasari. Maka kebutuhan kuota BBM pun akan berbeda karena jarak tempuhnya pun beda,” paparnya.

Ada juga aplikasi lainnya yaitu Sistem Informasi Tenaga Harian Lepas (SITHL).

“Aplikasi ini untuk mengolah data tenaga harian lepas diantaranya sopir, kernet, tenaga pemelihara taman, tenaga kebersihan dan lainnya,” tambahnya.(Nda)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related