Tangerang – Nusantara Aquatic atau Nusatic 2018 yang ketiga kembali digelar di Indonesian Convention Exhibition (ICE) BSD, Jumat 30 November 2018. Ajang internasional tahunan ini, bertujuan untuk menekankan Indonesia sebagai eksportir ikan hias terbesar di dunia. Ada 3.000 ikan yang dilombakan dan dari sisi jumlah ini adalah terbesar di dunia.
“Bisnis ikan hias ini nilainya mencapai USD 300 juta dengan market mencapai 110 persen. Kita ingin lebih besar lagi sebagai penghasil ikan hias terbesar di dunia. Yakni dengan memafaatkan teknologi multimedia, media sosial dan telekomunikasi agar pembudidaya memiliki akses lebih terhadap market. Selain itu, kita juga masih membutuhkan kegiatan pameran seperti ini,” ujar Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Rifky Effendi Hardijanto saat membuka acara.
Rifky juga meminta, kepala balai besar perikanan untuk manfaatkan fasilitas pihaknya di daerah Cibinong untuk melakukan kegiatan ikan hias setiap hari di sana. Dengan begitu, pertumbuhan Indonesia lebih bisa cepat diketahui sebagai penghasil ikan hias terbesar di dunia.
“Sedangkan ikan hias unggulan Indonesia yakni Koi dengan totalan bisnis sekitar 1,4 triliun. Arwana Rp 750 juta dan satu ekor cupang Rp 2,5 juta. Artinya, kita ranking satu dalam nilai budidaya ikan,” paparnya.
Sementara Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kementerian Koordinator Kemaritiman, Agung Kuswandono membeberkan, dengan jenis yang melimpah yaitu sekitar 400 spesies ikan hias air tawar dan 650 ikan spesies ikan air laut.
Sebenarnya potensi perekonomian ikan hias di Indonesia adalah sangat besar, tetapi manajemen atau pengelolaannya perlu dibenahi.
“Untuk urusan ikan hias, Indonesia adalah the best in the world. Saat ini kawasan ikan hias untuk Asia Tenggara yang lebih dikenal berada di Singapura. Dengan potensi Indonesia, maka bukan hal mustahil untuk mendapatkan predikat eksportir terbesar dunia,” bebernya.
Nilai ekspor ikan hias Indonesia ke dunia pada 2016 mencapai US $ 24,64 juta. Sedangkan ekspor ikan hias Singapura pada periode yang sama adalah US$42,97. Selisih kedua negara masih jauh, namun ia yakin bahwa Indonesia dapat terus mengembangkan potensinya.
Apalagi, kini semakin banyak orang asing yang dinilai menggemari ikan hias dari kawasan perairan tropis.
“Kita ingin menjadi eksportir ikan hias terbesar di dunia dan salah satu cara untuk mengembangkan ikan hias di dalam negeri adalah dengan menunjuk salah satu ikan sebagai maskot ikan hias nasional. Kini, pemerintah juga tengah menyusun payung hukum untuk Rencana Aksi Nasional Pembangunan Industri Ikan Hias. Rencana Aksi Nasional tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu panduan dalam upaya pengembangan ikan hias di Indonesia,” pungkasnya.(Rus)