Wali Kota Ungkap soal Buta Aksara, Politisi PDIP Akui Masih Banyak Penderita Busung Pengetahuan

Date:

Diskusi Pojok Buku Aje Kendor ungkap soal buta aksara
Wali Kota Serang Syafrudin (dua dari kanan) dan Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko (dua dari kiri) saat diskusi soal buta aksara dan masih rendahnya kualitas SDM karena pengetahuannya terbatas. (BantenHits.com/ Maryadi)

Serang – Kualitas sumber daya manusia di Kota Serang masih jauh tertinggal dibandingkan daerah lainnya. Indikatornya, masih terdapat masyarakat yang buta aksara di Kota Serang, serta masih ada masyarakat yang hanya lulus sekolah dasar, bahkan malah sekolah dasar pun tak lulus.

Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Serang Syafrudin saat meresmikan Pojok Buku ‘Aje Kendor’, sebuah wahana yang bergiat untuk
meningkatkan minat baca masyarakat, Senin, 21 Januari 2019.

Fakta soal rendahnya kualitas SDM di Kota Serang menjadi sebuah ironi. Pasalnya, Kota Serang merupakan ibu kota Provinsi Banten. Menurut Syafrudin, masalah ini mesti menjadi perhatian bersama.

“SDM kita masih jauh tertinggal. Kota Serang harus lebih baik dari ibu kota provinsi lainnya, kalau wilayah kota minimal SDM itu sarjana jadi tidak ketinggalan dengan kota lain. Kegiatan malam hari ini gagasan yang harus kita tindak lanjuti,” ujar Syafrudin.

Kreativitas sekelompok anak muda yang membentuk Pojok Buku ‘Aje Kendor’, lanjutnya, diharapkan bisa memberikan kontribusi terutama di bidang pendidikan.

“Negara Jepang dan Amerika bisa jadi negara maju karena SDM mumpuni minimal masyarakat di sana adalah lulusan sarjana,” ujarnya.

Busung Pengetahuan

Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, saat ini masyarakat masih ada yang busung pengetahuan yakni orang yang masih kurang pengetahuan. 

“Sekarang sudah banyak informasi kok masih kurang informasi kan kebangetan. Orang sekarang jadi pintar itu mudah loh dari forum Google dan sebaginya,” ujarnya.

Dikatakan Budiman harusnya sekarang tidak ada lagi orang yang kurang pengetahuan dengan tradisi membaca tradisi diskusi tradisi berpikir kritis itu cara bangsa untuk maju tidak ada cara lain. 

“Hal ini perlu ditindak lanjuti sebagai kick off boleh harus ada tindak lanjutnya seperti membuat komunitas diskusi dan komunitas membaca,” pungkasnya.(Rus)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related