Cilegon- Daya tarik seni melukis diatas kain atau yang biasa disebut membatik rupanya tak lagi hanya diminati kalangan remaja dan dewasa. Para anak dibawah umur turut menggeluti seni yang menjadi ciri khas indonesia.
Ya, hal itu terbukti saat ratusan anak dari Taman Kanak-kanak (TK) RA BaitulMutaqiem, BKP Margatani, Kabupaten Serang antusias belajar membatik di Batik Krakatoa Cilegon, Selasa, 25 September 2019.
Mereka sedikit demi sedikit mulai menyalurkan lilin atau tinta yang biasa digunakan untuk membatik pada sebuah kain dengan di dampingi masing-masing guru pengajar. Bahkan, Hany Seviani sang pemilik Batik Krakatoa Cilegon juga tak segan memberikan petunjuk tentang tata cara membatik seperti mencolet batik dengan menggambar motif-motif budaya khas Banten.
“Bagus yah ini, betul-betul mencirikan khas Banten. Tadi melihatnya seperti Ani-ani, kalau di kampungkan tahu itu untuk potong padi. Kemudian ada daun melinjo, ilir. Jadi banyak sekali itu menunjukan untuk khas Banten,”kata Wakil Kepala Sekolah TK RA Baitulmutaqiem, Nurkilah.
Ia menilai anak-anak memang harus di perkenalkan secara dini tentang budaya Banten salah satunya dengan belajar mencolet batik.
”Harapan kami, mudah-mudahan anak-anak lebih menambah pengetahuan lagi khususnya tentang budaya khas Banten,”bebernya.
Sementara pemilik Batik Krakatoa Cilegon, Hany Seviatri mengaku sangat senang dengan kunjungan murid TK. Pengenalan batik ini, kata dia, sebagai salah wadah dalam memerkenalkan budaya Banten kepada anak-anak khususnya berusia dini.
”Kita kenalkan dengan mencolet, gambar motif sudah ada tinggal di cat, diwarnai saja,” tandasnya.
Istri Kandidat Calon Walikota Cilegon yakni Helldy Agustian tersebut berharap, kegiatan yang serupa dapat terus berkelanjutan. Dimana manfaatnya dapat dirasakan semua kalangan terutama bagi generasi muda.
“Jadi bukan anak TK saja, tapi banyak juga yang datang. Misalnya dari adik-adik kita yang SMA. Mereka sering datang, untuk belajar. Biasa kalau ada lomba, pasti datang ke kita untuk belajar,” harapnya.
Editor: Fariz Abdullah