Jakarta – Libur panjang 28 Oktober – 1 November 2020 dikhawatirkan akan memicu lonjakan pasien COVID-19. Kekhawatiran didasarkan pada kasus sebelumnya, yakni saat liburan Idul Adha dan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2020.
Hingga 2 November 2020, jumlah pasien yang dirawat di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet, tak menunjukkan ada tanda-tanda peningkatan pasien.
Koordinator RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet, Mayjen TBI DR. dr. Tugas Ratmono, selama Oktober 2020, jumlah hunian di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet mengalami penurunan drastis.
Hal tersebut disampaikan Tugas saat talk show “Tren COVID-19 Pasca Libur Panjang” Yang disiarkan langsung dari studio Satgas Penanganan COVID-19, Senin, 2 November 2020.
Menurut Tugas, ada beberapa faktor yang dimungkinkan memicu penurunan jumlah pasien di RS COVID-19 Wisma Atlet.
“Bisa karena memang ada penurunan dibandingkan angka sebelumnya, atau angka kesembuhan meningkat,” jelas Tugas.
Berdasarkan angka hunian selama satu bulan Oktober, lanjutnya, seluruh tower perawatan di RS Darurat COVID-19 mengalami penurunan signifikan.
Misalnya di Tower 4 dan 5 yang merupakan tempat isolasi mandiri COVID-19, sebelumnya tingkat hunian di atas 80 persen. Namin saat ini hanya berkisar 30 persen. Kondisi serupa juga terjadi di Tower 6-7, tempat perawatan Pasien COVID-19 dengan gejala ringan dan sedang.
Senada disampaikan Sekretaris Jenderal Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSI), dr. Iing Hanafi, M.A.R.S. Menurutnya, hampir di seluruh rumah sakit swasta di Indonesia terjadi penurunan jumlah pasien.
Iing menduga pemberlakuan PSBB yang serentak di seluruh wilayah Indonesia dan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat menjadi penyebab penurunan jumlah hunian pasien Covid-16.
Meski belum ada kecenderungan peningkatan pasien pasca-liburan, Iing memastikan seluruh rumah sakit swasta sudah siap mengantisipasi.
“Kita tetap antisipasi. Sampai sekarang kecenderungan untuk naik belum terlihat. Kalau terjadi lonjakan kami siap,” ungkapnya. (Advertorial)